Peta Baru Otak Tikus Dibuat Pakai AI, Terobosan Penting Ilmuwan

Merdiyanto

Content Creator

Sabtu, 11 Oktober 2025  /  8:01 pm

Para ilmuwan berhasil menciptakan peta baru otak tikus dengan menggunakan model akal imitasi serupa ChatGPT. Foto. Repro livescienc

SAN FRANCISCO, TELISIK.ID - Para ilmuwan dari University of California, San Francisco (UCSF), dan Allen Institute for Cell Science berhasil menciptakan peta otak tikus yang paling detail hingga saat ini, dengan memanfaatkan model AI mirip ChatGPT.  

Penemuan ini dikenal sebagai CellTransformer, membuka wilayah otak yang sebelumnya belum terpetakan dengan presisi luar biasa, menjanjikan kemajuan besar dalam pemahaman fungsi otak dan pengobatan penyakit saraf.  

Peta baru ini mengidentifikasi sekitar 1.300 wilayah dan subwilayah otak tikus, jauh lebih granular dibandingkan peta sebelumnya.

Berbeda dari metode tradisional yang bergantung pada anotasi manual manusia, CellTransformer sepenuhnya berbasis data transkriptomik spasial, seperti dilansir livescience.com, Sabtu (11/10/2025).  

Baca Juga: Trump Ngamuk, Ultimatum Spanyol Ditendang dari NATO Gegara Pelit Belanja Militer

AI ini menganalisis data lebih dari 9 juta sel di otak tikus, memprediksi hubungan antarsel berdasarkan ekspresi gen (500 hingga 1.000 gen per sel) dan posisi spasial mereka, sehingga menghasilkan peta yang lebih tajam dan bebas bias manusia.  

Salah satu pencapaian utama adalah pemetaan area sulit seperti midbrain reticular nucleus di batang otak atas, yang memproses informasi sensorik, motorik, dan mengatur tidur, serta hippocampus yang penting untuk pembentukan memori.  

"Kami membangun bagian yang hilang antara data transkriptomik spasial dan parselasi otak yang menghubungkan keduanya," kata Reza Abbasi-Asl, profesor neurologi dan bioengineering di UCSF, yang memimpin penelitian bersama mahasiswa doktoralnya, Alex Lee.  

Ia menambahkan bahwa peta ini "jauh lebih tajam" dan selaras dengan wilayah yang sudah diketahui, sekaligus mengidentifikasi area baru yang lebih halus.

Baca Juga: Warga Asing Kuasai Sektor Kerja Jepang, Populasi Melonjak ke Rekor Baru 3,95 Juta

Penelitian ini dipublikasikan pada 7 Oktober 2025 di jurnal Nature Communications, dan telah memicu antusiasme di kalangan ilmuwan, seperti dilansir Tempo, Sabtu (11/10/2025).  

CellTransformer bukan hanya alat pemetaan, tapi fondasi untuk menganalisis data sel besar-besaran secara otomatis, yang bisa diterapkan pada organ lain seperti jantung, model penyakit versus sehat, dan bahkan otak manusia, meski otak manusia memiliki kompleksitas dengan 170 miliar sel, termasuk 86 miliar neuron.

Tim peneliti menekankan bahwa pendekatan ini mengatasi hambatan utama dalam neurosains: mengorganisir data sel masif menjadi peta yang koheren.  

Dengan kemajuan ini, para ahli memprediksi era baru di mana pemahaman tentang sirkuit saraf bisa mempercepat penelitian penyakit seperti Alzheimer, skizofrenia, dan gangguan tidur.

Data lengkapnya telah dibuat terbuka untuk komunitas ilmiah, mendorong kolaborasi global lebih lanjut. (C)

Penulis: Merdiyanto  

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS