Petugas Regsosek Mengeluh Banyak Ditolak Warga

Adinda Septia Putri

reporter

Sabtu, 05 November 2022  /  7:32 pm

BPS melakukan pendataan Regsosek dengan mengerahkan petugasnya yang terdiri dari PML dan PCL. Foto: Digitaloceanspaces.com

KENDARI, TELISIK.ID – Pendataan awal registrasi sosial ekonomi (Regsosek) Tahun 2022 saat ini sedang berlangsung, pendataan tersebut telah dimulai serentak sejak 15 Oktober 2022 dan akan berakhir 14 November 2022.

Pada masa pendataan, Badan Pusat Statistik (BPS) di 514 kota/kabupaten, mengerahkan personilnya untuk turun ke setiap sudut wilayah dan mendata kondisi sosial ekonomi penduduk dengan menggunakan pendekatan keluarga.

Koordinator Sensus Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Wa Dorayati mengatakan, ada 50 personil yang dikerahkan untuk pendataan Regsosek di wilayahnya. Diantaranya adalah 10 orang petugas pemeriksa lapangan (PML) dan 40 orang petugas pencacahan lapangan (PCL).

Baca Juga: Kehilangan Pekerjaan Akibat Pandemi COVID-19, Kakek Ini Terpaksa Memulung

Ia menambahkan, pemetaan pendataan dilakukan dengan membentuk satu grup pendata yang berisi 5 orang, terdiri dari seorang PML dan 4 orang PCL, setiap grupnya mendapat tugas pendataan berdasarkan wilayah yang sudah dicacah per-RT.

Setiap RT pasalnya sudah diimbau BPS untuk menunjukkan batas wilayah otoritasnya untuk mempermudah kerja BPS. Selain itu, mereka juga diminta untuk menunjukkan mana saja warga yang tergolong miskin di wilayahnya.

Nantinya petugas Regsosek akan mendata lebih lanjut mengenai kondisi rumah warga miskin tersebut dan memotret empat aspek yang akan dilaporkan ke BPS pusat, yaitu lantai, dinding, toilet dan plafon.

Wanita yang kerap disapa Dora ini juga mengatakan, sudah ada sekitar 60 persen warga yang sudah ia dan timnya data di Kecamatan Mandonga.

Seorang PML Regsosek di Kecamatan Mandonga, Fani Ardiyanti berbagi keluh kesahnya saat menyambagi rumah warga untuk melakukan tugasnya. Tak jarang ia ditolak dan diulur waktu dengan berbagai alasan, juga sering kali mendapat perlakuan tidak baik dari warga yang didatangi.

Baca Juga: Warek III Unusra Didesak Mundur, Pihak Kampus Ajak Damai

Menurutnya untuk wilayah perkotaan seperti di Kota Kendari, lebih sulit untuk mendekatkan diri ke warga dan melakukan pendataan. Warga perkotaan cenderung lebih individualis dan skeptis untuk menerima orang asing yang bertamu. Belum lagi kaum pejabat dan pengusaha yang sulit untuk ditemui.

Dengan tantangan yang ada, Fani sebisa mungkin menjelaskan maksud dan tujuan dari pendataan Regsosek kepada warga agar mereka paham dan bersedia untuk didata.

Seorang warga Kecamatan Mandonga yang turut didatangi petugas Regsosek, Jefri mengatakan, dirinya menyambut baik program yang dilakukan BPS tersebut. Ia berharap data yang telah diberikan dapat dipergunakan dengan sebaik mungkin. (A)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS