Polisi Selidiki Penyebab Keracunan Massal saat Kenaikan Pangkat di BPSIP Sulawesi Tenggara

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 19 Juni 2023  /  8:05 pm

Polisi sedang menyelidiki penyebab keracunan massal. Sejumlah pasien dilarikan ke Puskesmas Puuwatu untuk penanganan medis. Foto: Ahmad Jaelani/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Kasus keracunan massal yang melibatkan 27 orang, terdiri dari staf Balai Penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tenggara, sedang dalam penyelidikan intensif oleh kepolisian.

Kejadian itu pada Senin (19/6/2023), sekitar pukul 12.00 Wita di Diklat Sulawesi Tenggara. Para korban mengalami gejala pusing, mual dan muntah setelah menyantap makanan dalam acara kenaikan pangkat di BPSIP.

Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Fitra Yadi menjelaskan, kejadian bermula setelah peserta acara kenaikan pangkat di BPSIP menyantap hidangan berupa soto. Sekitar dua jam kemudian, sejumlah orang tersebut mengalami gejala yang sama secara serentak, seperti pusing, mual, dan muntah.

Mengingat keadaan yang darurat, semua korban dilarikan ke Puskesmas Puuwatu, namun karena kapasitas penuh, sebagian korban dirujuk ke Klinik Sarlinasaf yang berdekatan.

Baca Juga: Diguncang Keracunan Massal, Puluhan Peserta Kenaikan Pangkat BPSIP Dilarikan ke Puskesmas

"Hingga saat ini, belum ada korban jiwa yang dilaporkan. Kita sedang melakukan penyelidikan untuk menemukan penyebab pasti dari kejadian ini," ungkap AKP Fitra Yadi.

Polisi langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di Diklat Sulawesi Tenggara, untuk mengumpulkan bukti dan melakukan pemeriksaan awal terhadap para korban di Puskesmas Puuwatu.

Mereka juga menyita sampel makanan yang dikonsumsi oleh korban untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari.

"Kami akan terus mengikuti perkembangan penyelidikan ini dan akan memberikan informasi lebih lanjut seiring dengan adanya temuan baru," tambah AKP Fitra Yadi.

Keracunan massal itu telah mengguncang Kantor BPSIP dan peserta acara kenaikan pangkat tersebut. Menurut informasi yang dihimpun, hampir seluruh peserta yang berada di kantor tersebut mengalami keracunan, termasuk 12 orang yang sebelumnya mengikuti upacara kenaikan pangkat dan membeli makanan dari luar melalui jasa katering.

Salah seorang staf BPSIP, Ali Kadri mengonfirmasi, makanan yang menyebabkan keracunan bukan berasal dari kantor.

"Ada 12 orang yang naik pangkat, mereka membeli makanan dari luar. Makanan tersebut bukan dari kantor," ungkapnya.

Kepala Puskesmas Puuwatu, Agustina, mengungkapkan kekhawatirannya terkait jumlah pasien yang terus bertambah. Pihak puskesmas telah menerima informasi adanya keracunan makanan yang melibatkan 35 orang. Dalam waktu singkat, pasien terus berdatangan secara berkala, dengan jumlah awal 17 orang yang kemudian bertambah menjadi 18 orang.

"Tadi ada laporan dari staf saya tentang keracunan makanan. Saya terkejut karena begitu banyak pasien yang masuk, ada 17 orang pertama kali dan kemudian bertambah lagi menjadi 18 orang dalam waktu beberapa menit. Mereka mengalami gejala yang sama, seperti mual, pusing, muntah, dan beberapa di antaranya sudah buang air besar," ungkapnya.

Pihak puskesmas segera memberikan penanganan awal kepada pasien dengan memberikan infus dan obat anti mual serta anti muntah sebagai langkah pencegahan. Sementara itu, para pasien yang mengalami keracunan makanan mengungkapkan gejala yang mereka alami.

Baca Juga: Mistik: Kepiting Masuk Kios Pertanda Ada Tuyul di Sekitar Kita

"Saya tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi. Yang pasti, setelah makan tadi sekitar dua jam, saya mulai merasa mual-mual, kemudian muntah, akhirnya dibawa ke puskesmas," ucap Sekri, salah satu pasien yang mengalami keracunan.

Fifin, pasien lainnya, mengeluhkan rasa sakit perut yang melilit dan merasa lemas sehingga tidak dapat bangun. Situasi di Puskesmas Puuwatu menjadi semakin sibuk dengan kedatangan pasien-pasien baru yang terus berdatangan.

Kepolisian bersama dengan pihak puskesmas dan instansi terkait terus bekerja keras untuk mengidentifikasi penyebab keracunan massal itu. (A)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS