Pria di Arab Saudi Kini Bebas Pakai Celana Pendek, Kecuali di Tempat Ini
Reporter
Senin, 21 Februari 2022 / 11:28 am
RIYADH, TELISIK.ID - Arab Saudi mengeluarkan aturan baru. Kini, pria bebas menggunakan celana pendek di depan umum.
Ini dianggap tak melanggar aturan kesopanan publik di Arab Saudi. Namun aturan dikecualikan di masjid dan kantor pemerintah.
Sebelumnya pria di Arab Saudi memang dilarang memakai celana pendek di area umum. Tindakan itu dianggap melanggar norma kesopanan.
Dilansir dari detik.com, Senin (21/2/2022), para pria diizinkan untuk memakai celana pendek di ruang publik, tetapi tidak berlaku di dua tempat, yakni di masjid dan kantor pemerintahan.
Pemerintah akan menetapkan denda sebesar 250-500 riyal Saudi (Rp 950.000-Rp 1.900.000) bagi mereka yang mengenakan celana pendek di dua tempat itu.
Keputusan ini muncul setelah Menteri Dalam Negeri Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Saud Bin Naif mengajukan amendemen mengenai kesopanan di ruang publik sesuai dengan ketentuan Pasal 7 dan 9 peraturan itu.
Menteri telah menyetujui penambahan pelanggaran baru ke klasifikasi pelanggaran kesopanan publik, menjadi 20 pelanggaran dari 19 yang disetujui.
Baca Juga: Pekerjaanya Hanya Berdiri Tapi Pria Ini Hasilkan Rp 2,6 Juta Sehari, Berminat?
Sebelumnya dilansir dari CNBCindonesia.com, Arab Saudi telah mengeluarkan sejumlah aturan baru. Negara ini mengalami perubahan di bawahc dan penguasa de facto, Mohammed bin Salman (MBS), yang berkuasa pada 2017.
Reformasi sosial kerajaan teluk didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak. Termasuk dengan merangsang pariwisata dan pengeluaran domestik.
Oktober 2021, Riyadh memutuskan untuk membuka pantai 'Pure Beach'. Ini adalah pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer dari kota internasional Jeddah dan mengizinkan pengunjung untuk menggunakan bikini.
Baca Juga: Miss Hongkong Celina Harto Dituduh Selingkuh dengan 6 Pria, Ini Kisahnya
Selain itu, Saudi juga sedang mempertimbangkan untuk melegalkan alkohol di kota NEOM, sebuah kota baru senilai US$ 500 miliar yang akan dibangun di Laut Merah. CEO NEOM's Tech and Digital Holding Company, Joseph Bradley, mengatakan bahwa pertimbangan ini diambil untuk menarik lebih banyak ekspatriat ke negara itu.
"Untuk lebih jelasnya, NEOM dimaksudkan untuk menjadi kompetitif. Kami ingin yang terbaik dan tercerdas di dunia datang ke NEOM," tegasnya. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali