Sebelum Dibakar, Santri di Kolaka Utara Dipaksa Hirup Pertalite
Reporter Kolaka Utara
Rabu, 16 April 2025 / 11:12 am
Kondisi korban yang saat ini masih terbaring lemas di Rumah Sakit Djafar Harun Lasusua. Foto: Muh. Risal H/Telisik.
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Islam Meeto, Desa Mattirobulu, Kecamatan Tiwu, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) inisial AMRM (13) yang jadi korban perundungan dua orang temannya akhirnya mengaku jika dirinya sengaja disiram pertalite dan dibakar kedua pelaku.
Di hadapan awak media, AMRM mengatakan, jika pelaku benar-benar sengaja menyiram menggunakan pertalite dan membakarnya.
"Satu orang menyiram saya kemudian satunya lagi bakar ranting pakai korek api dan lemparkan ke saya," ujarnya, Rabu (16/4/2025).
Lebih lanjut, AMRM menyebut, kronologi awal kejadian yang dialaminya bermula saat sedang berada dalam asrama. Pelaku lebih awal mencukur alisnya lalu ke belakang pondok.
Tidak lama kemudian mereka mengutus santri lain memanggilnya ke lokasi di mana dirinya terbakar.
Baca Juga: Pelaku Penganiayaan Santri di Kolaka Utara Terancam 5 Tahun Penjara
"Saya tidak pakai baju dan hanya pakai sarung karena juga mau mandi di sungai. Ada dua orang bawa pertalite dan kedua pelaku sudah menunggu di lokasi bersama satu santri lain," katanya.
Menurutnya, setelah bertemu di lokasi, salah satu pelaku mencukur rambutnya secara acak. Korban pun dipaksa mencium pertalite jika ingin rambutnya dirapikan.
"Saya tidak mau, baru saya disiram bensin ke badan saya dan lemparkan saya ranting yang sudah dibakar," terangnya.
Saat terbakar, dirinya berupaya berguling-guling ke tanah untuk memadamkan api. saat padam saya langsung berlari ke sungai menceburkan diri karena kepanasan dan kulitnya mengelupas.
"Jadi ada lima orang semua. Dua orang bawa pertalite yang disuruh dua pelaku dan ada satu santri yang juga hadir di lokasi yang sempat bantu saya padamkan api," bebernya.
Menurutnya, firinya memang sering dihajar pelaku yang jumlahnya ia tidak ketahui lagi. Penganiayaan itu pertama kali dirasakan pada awal semester.
"Saya ditempeleng dan kepala saya diinjak pelaku. Tidak tahu sudah berapa kali karena sering, sebelum dibakar, saya juga sempat ditendang karena tidak mau hirup bensin (pertalite) itu," jelasnya.
Baca Juga: Polres Kolaka Utara Tangkap Dua Terduga Pelaku Pembakaran Santri
Tempat sama, ayah angkat korban, Alfin meminta aparat mengusut dan menindak tegas para pelaku. pihaknya juga tidak terima pernyataan dari pihak pondok pesantren yang menurutnya bertentangan dengan pengakuan putranya.
"Masa disiram dan dibakar dikatakan hanya main-main dan tidak sengaja. Sementara anak saya mengaku jika sering dipukuli pelaku di pondok," kata Alfin.
Sebelumnya, Kapolres Kolaka Utara AKBP Ritman Todoan Agung Gultom,S.I.K menyampaikan, telah mengamankan dua pelaku yakni inisial H (12) dan AM (14). Korban alami luka bakar 27 persen derajat 2A 2B pada bagian leher belakang hingga pinggang, tangan, perut hingga pangkal paha. (B)
Penulis: Muh. Risal H
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS