Viral, Tangis Guru Honorer Tuntut Nasib Malah Diledek Ketua DPRD

Ahmad Jaelani

Reporter

Minggu, 16 Juni 2024  /  4:25 pm

Potongan video Ketua DPRD Garut (jilbab pink) meledek guru honorer yang melakukan aksi unjuk rasa Foto: Instagram @terangmedia

GARUT, TELISIK.ID - Jagat media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya video seorang guru yang sedang melakukan aksi unjuk rasa, namun malah diledek Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah.

Hal tersebut berdasarkan postingan Instagram yang dilihat Telisik.id, Minggu (16/6/2024) dari akun @terangmedia. Di dalam video tersebut, terlihat Ketua DPRD Garut mengacuhkan guru honorer saat sedang menyampaikan aspirasi.

Euis Ida Wartiah berkata, "Menangis saja di situ yang bagus." Ucapan itu membuat sejumlah peserta aksi tersinggung. Salah satu peserta aksi menegur dengan berkata, "Kok bahasanya gitu Bu? Itu bahasa jaga!"

Sementara itu, melansir viva.co.id, ribuan guru berstatus honorer di Garut, Jawa Barat, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Garut, Jumat (14/6/2024). Ribuan guru tersebut meminta pemerintah daerah kembali membuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), dengan jumlah sisa kuota mencapai 2.000 orang.

Baca Juga: KPU Buton Selatan Jawab Tuntutan Unjuk Rasa Soal Video Viral Anggota DPRD Terpilih

Aksi para pendidik itu berubah menjadi anarkis. Ribuan guru merangsek masuk ke halaman gedung DPRD dengan cara menjebol pintu gerbang DPRD. Hal ini diduga dipicu oleh kalimat Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, kepada sejumlah guru perempuan yang menangis di pintu masuk Sekretariat DPRD.

Selain menjebol pintu gerbang, peserta aksi juga terlibat aksi dorong dengan aparat keamanan polisi dan Satpol PP Garut. Mereka berniat merangsek ke ruang rapat paripurna DPRD dengan tujuan menyampaikan aspirasi langsung kepada wakil rakyat.

Baca Juga: Viral Fenomena Awan Berlubang di Jember, Ini Faktanya

Ketua Forum Aliansi Guru dan Karyawan Mamol Abdul Faqih mengatakan bahwa kurang lebih ada 2.000 guru honorer yang belum diangkat menjadi P3K, sehingga perlu ada solusi jelas antara pemerintah dan para honorer.

"Aspirasi kami walaupun tidak terangkat (P3K) dari sisa yang honorer ini menjadi paruh waktu tapi mereka dikasih upah minimum UMP," ujarnya.

Dia menambahkan, para guru honorer ini telah berjuang lama untuk mendapatkan kepastian status pekerjaan mereka, namun hingga kini belum ada kejelasan dari pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan para guru merasa frustrasi dan melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS