1.839 Pasien COVID-19 Dirawat di RSUD Kendari Selama Dua Tahun

Sumarlin, telisik indonesia
Sabtu, 13 November 2021
0 dilihat
1.839 Pasien COVID-19 Dirawat di RSUD Kendari Selama Dua Tahun
RSUD Kota Kendari. Foto: Dok. Telisik

" Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari mencatat, selama dua tahun terakhir telah merawat sebanyak 1.839 pasien COVID-19, 141 di antaranya meninggal dunia akibat COVID-19 "

KENDARI, TELISIK. ID - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari mencatat, selama dua tahun terakhir telah merawat sebanyak 1.839 pasien COVID-19, 141 di antaranya meninggal dunia akibat COVID-19.

Direktur RSUD Kota Kendari dr. Sukirman menjelaskan, di awal masa pandemi COVID-19 tahun 2020, RSUD merawat sebanyak 841 pasien, 41 diantara meninggal dunia, kemudian di gelombang kedua jumlah pasien yang dirawat meningkat menjadi 998 pasien dan 100 dinyatakan meninggal dunia.

"Dari tahun 2020 sampai sekarang ternyata banyak sekali yang kita rawat, salah satu yang pernah dirawat saya sendiri termasuk Pak Wali Kota. Tahun 2020 kita merawat pasien Covid sebanyak 841. 41 di antaranya dipanggil Allah Subhanahu Wa Ta'ala," jelasnya, pada peringatan Hari Kesehatan Nasional di RSUD Kota Kendari, Sabtu (13/11/2021).

Dia menambahkan, sejak dua bulan terakhir RSUD Kota Kendari tidak lagi merawat pasien COVID-19, namun mereka tetap waspada sebab virus ini masih terus bermutasi dan masih memungkinkan munculnya gelombang selanjutnya.

Baca Juga: Kecewa Muswil Langgar AD/ART, Ruksamin Mundur dari Pengurus PII Sultra

Baca Juga: Calon Wisudawan IAIN Kendari Dites Urine, BNNP Sultra Ungkap Hasilnya

Sementara Wali Kota Kendari meminta pihak RSUD tetap mempertahankan kinerjanya yang baik saat ini dan terus melakukan terobosan, untuk menghadapi berbagai macam penyakit yang mungkin timbul, termasuk COVID-19 yang belum berakhir.

Apalagi lanjut wali kota, sejumlah negara tetangga Indonesia sudah mulai melakukan lockdown, sehingga semua pihak diminta untuk waspada.

"Pengalaman ketika gelombang Delta masuk ke Indonesia di bulan April-Mei, itu diawali tiga bulan atau empat bulan sebelumnya di Malaysia dan Singapura, makanya kewaspadaan ini terus kita tingkatkan khususnya menjelang akhir tahun dan awal tahun," ungkap wali kota.

Menurutnya libur panjang dan musim penghujan yang mulai terjadi saat ini bisa memicu percepatan penularan COVID-19, sehingga ini harus menjadi perhatian kita bersama untuk menghindari dan menekan terjadinya gelombang ketiga. (B)

Reporter: Sumarlin

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga