7 Cara Atasi Khawatir Saat jadi Ibu Baru
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 03 Juni 2023
0 dilihat
Setiap ibu memiliki naluri dan kepekaan alami terhadap kebutuhan anaknya. Ingatlah bahwa Anda sedang belajar dan terus berproses. Foto: Idntimes.com
" Menjadi seorang ibu adalah impian bagi mereka yang baru saja mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, perasaan menjadi seorang ibu terkadang diiringi oleh kekhawatiran dan kecemasan yang baru "
KENDARI, TELISIK.ID - Menjadi seorang ibu adalah impian bagi mereka yang baru saja mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, perasaan menjadi seorang ibu terkadang diiringi oleh kekhawatiran dan kecemasan yang baru.
Perasaan cemas dan ragu saat menjadi ibu baru adalah hal yang wajar. Bisa dibilang, hampir semua ibu akan merasakannya. Selain itu, kesibukan merawat bayi dan menyelesaikan pekerjaan rumah memang dapat membuat ibu mengalami stres.
Berikut cara mengatasi kekhawatiran saat jadi Ibu baru seperti dikutip dari Alodokter.com dan Idntimes.com:
1. Mencari dukungan dan juga informasi yang akurat
Ketika menghadapi kekhawatiran sebagai seorang ibu baru, penting banget untuk mencari dukungan dan informasi yang akurat. Bergabunglah dengan kelompok ibu atau komunitas online di mana kamu dapat berbagi pengalaman dan belajar dari ibu lain yang sudah berpengalaman.
Baca Juga: Tips Bakar Lemak di Perut dalam Waktu Dua Minggu
Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter, bidan, atau ahli kebidanan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan dan kekhawatiranmu. Pengetahuan dan dukungan ini akan membantu kamu merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan baru.
2. Merawat diri sendiri
Setelah melahirkan, bukan hanya bayi dan suami yang butuh perhatian, Ibu juga perlu memperhatikan diri sendiri. Berjalan kaki di sekitar rumah, cukupi kebutuhan waktu istirahat, serta konsumsi makanan sehat bisa membuat Ibu terhindar dari stres. Namun, sebisa mungkin hindari mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol.
3. Mendekatkan diri dengan pasangan dan keluarga
Kesibukan merawat bayi jangan sampai membuat hubungan Ibu dengan pasangan menjadi renggang. Justru bekerja sama dengan pasangan dapat membantu meredakan stres. Selain itu, tetaplah menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat.
4. Berbagi pengalaman dengan ibu lain
Berinteraksi dengan ibu lain yang sedang atau sudah melalui fase yang sama dapat memberikan kenyamanan dan pemahaman yang lebih besar. Carilah kelompok dukungan ibu baru atau ikuti kelas yang menawarkan ruang bagi ibu untuk berbagi pengalaman mereka.
Mendengar cerita orang lain dan menyadari bahwa kamu gak sendirian dalam kekhawatiran tersebut bisa sangat membantu mengurangi stres. Ini jelas akan meningkatkan kepercayaan dirimu sebagai ibu.
5. Percaya pada insting dan kemampuanmu sebagai ibu
Salah satu kunci untuk mengatasi kekhawatiran adalah memiliki kepercayaan pada insting dan kemampuan ibu yang ada dalam dirimu. Setiap ibu memiliki naluri dan kepekaan alami terhadap kebutuhan anaknya. Ingatlah bahwa kamu sedang belajar dan terus berproses.
Jangan memaksakan diri untuk menjadi sempurna karena memang gak ada ibu yang sempurna. Tapi yakinlah bahwa kamu adalah ibu yang tepat untuk anakmu.
Baca Juga: 5 Tips Simpan Pisang Agar Tak Cepat Busuk
6. Melakukan relaksasi
Untuk meredakan stres, coba lakukan teknik relaksasi di rumah. Ketika merasa cemas atau panik, coba tarik napas dalam-dalam dan tahan sebentar sambil kepalkan tangan kanan dengan kencang. Kemudian, hembuskan napas sembari melemaskan kepalan tangan tadi.
Anda bisa mengulangi teknik ini beberapa kali. Walaupun tampak sederhana, cara ini dapat membantu Bunda untuk mengurangi beban pikiran.
7. Membiasakan berpikir positif
Pikiran negatif juga akan memunculkan perasaan negatif. Nah, mulai sekarang, cobalah untuk mengatakan dan memikirkan hal-hal yang lebih positif. Anda juga bisa mencurahkan isi hati dan perasaan ke orang terdekat agar perasaan menjadi lebih lega dan tenang.
Tantangan baru yang harus dijalani saat bayi hadir di dalam kehidupan Anda memang bisa memicu stres. Namun, umumnya kondisi ini bersifat sementara dan mereda setelah bisa beradaptasi dengan berbagai kebiasaan baru dan tantangan yang ada. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS