Akses Listrik Indonesia Naik ke Peringkat 33, Indikator Perbaikan Iklim Bisnis
Marwan Azis, telisik indonesia
Minggu, 15 November 2020
0 dilihat
Berdasarkan hasil pemeringkatan kemudahan akses listrik yang dikeluarkan oleh World Bank, Indonesia berhasil naik ke peringkat 33 pada tahun 2020. Dengan hasil ini masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan akses listrik. Foto: Ist.
" Ini jadi salah satu indikator dalam memperbaiki iklim berbisnis di Indonesia. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimis investasi di Indonesia akan semakin meningkat menyusul kenaikan peringkat kemudahan akses listrik atau getting electricity yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan hasil pemeringkatan kemudahan akses listrik yang dikeluarkan oleh World Bank, Indonesia berhasil naik ke peringkat 33 pada tahun 2020.
Sebelumnya, Indonesia hanya menempati posisi 75 pada 2015. Dengan hasil ini masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan akses listrik.
“Ini jadi salah satu indikator dalam memperbaiki iklim berbisnis di Indonesia,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta ketika menyampaikan tanggapan atas posisi Indonesia dalam hal akses listrik, Minggu (15/11/2020).
Menurut Agung, keberhasilan menggenjot peringkat getting electricity dilakukan melalui berbagai usaha, yaitu memastikan pasokan listrik yang andal dan terjangkau, mendorong inovasi serta memastikan layanan konsumen menjadi prioritas utama.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril, dalam keterangan resminya menegaskan, ketersediaan pasokan tak lepas dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh PLN.
Di sisi pembangkit, hingga September 2020, kapasitasnya telah mencapai 63,3 Gigawatt (GW), meningkat sekitar 7,8 GW sejak tahun 2015 yang ketika itu baru mencapai 55,52 GW.
Baca juga: Jokowi Desak PBB Berperan Aktif Penuhi Akses Vaksin Bagi Semua
“Dengan adanya penambahan infrastruktur ini tentu membuat ketersediaan pasokan listrik dan keandalannya meningkat. Listrik tak hanya tersedia di Jawa dan pusat kota, tetapi di seluruh Indonesia, sampai ke pelosok desa,” tutur Bob.
Dijelaskan, PLN melakukan pembangunan gardu induk (GI) dan jaringan transmisi. Untuk GI, pada tahun 2015 terdapat 1.499 buah dengan total kapasitas sebesar 92 ribu Mega Volt Ampere (MVA).
Jumlah tersebut meningkat menjadi 2.161 buah pada September 2020 dengan total kapasitas mencapai 146 ribu MVA. Terdapat penambahan 662 buah dengan total kapasitas meningkat sekitar 54 ribu MVA.
Sementara di sisi jaringan transmisi, pada tahun 2015 panjang jaringan transmisi baru mencapai 41 ribu kilometer sirkuit (kms) meningkat menjadi 60 ribu kms. Terdapat penambahan panjang jaringan transmisi hampir 19 ribu kms.
Di sisi layanan, penyambungan baru atau tambah daya dengan Sertifikat Laik Operasi (SLO) kini bisa dilakukan satu pintu. Sebelumnya, dilakukan secara terpisah karena yang mengeluarkan SLO adalah Lembaga Inspeksi Teknik Tenaga Listrik. Melalui semangat transformasi, dalam waktu dekat, PLN juga akan meluncurkan New PLN Mobile, aplikasi layanan terintegrasi bagi pelanggan dari PLN.
Ia menambahkan, pemerintah terus mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada akhir tahun 2020.
“Saat ini masih terdapat sekitar 400 desa di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) yang belum berlistrik. Sementara itu, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,09 persen di semester I tahun 2020,” pungkasnya. (C)
Reporter: Marwan Azis
Editor: Haerani Hambali