Aksi Kamisan Sultra Peringati September Hitam, Tolak Lupa dan Lawan Impunitas
Gusti Kahar, telisik indonesia
Rabu, 01 Oktober 2025
0 dilihat
Sejumlah aktivis menyalakan lilin dalam peringatan September Hitam yang digelar Aksi Kamisan Sultra di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Selasa (30/9/2025) malam. Foto: Gusti Kahar/Telisik.
" Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aksi Kamisan Sultra, menggelar peringatan September Hitam di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Selasa (30/9/2025) malam "

KENDARI, TELISIK.ID - Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aksi Kamisan Sultra, menggelar peringatan September Hitam di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Selasa (30/9/2025) malam.
Mereka menyalakan lilin, membacakan puisi, hingga melakukan aksi diam sebagai bentuk protes atas impunitas dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang belum terselesaikan.
Aksi yang dimulai pukul 19.00 Wita ini mengangkat tema “Menolak Lupa, Melawan Impunitas”. Dalam kegiatan tersebut, para peserta melakukan berbagai agenda, di antaranya refleksi, monolog, parade puisi, doa bersama, hingga nonton bareng dokumenter tentang Randi dan Yusuf dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang tewas saat aksi demonstrasi menolak RKUHP pada September 2019 lalu.
Salah satu perserta, Siraman Mantobua menegaskan, kegiatan ini merupakan bentuk perlawanan moral terhadap praktik pelanggaran HAM yang terus berulang di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tenggara.
"Tujuan kegiatan ini untuk merefleksi bentuk-bentuk kejahatan HAM yang dilakukan oleh negara dari tahun 1998-2025, juga kami ingin merefleksikan diri kepada teman-teman mahasiswa di Kota Kendari, tepatnya di tahun 2019 pernah terjadi pelanggaran HAM berat yaitu meninggalnya dua mahasiswa yang bernama Imawan Randi dan Yusuf Kardawi," tegasnya.
Baca Juga: Maharani Coffe, Menambah List Tempat Nongkrong Baru di Kota Kendari
Selain menyuarakan keadilan bagi korban, aksi ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan publik agar tetap kritis terhadap praktik kekerasan negara. Simbol-simbol seperti payung hitam, lilin, dan poster bertuliskan September Hitam digunakan untuk memperkuat pesan perlawanan.
Salah satu penggagas Aksi Kamisan Sultra, Ikbal Saidin Akbar, menyampaikan aksi kamisan tidak sekadar simbol perlawanan moral, tetapi juga bentuk solidaritas terhadap para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM yang selama ini belum memperoleh keadilan.
Baca Juga: BPS Sultra Perkuat Literasi Statistik dan Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026, Libatkan 170 Orang Perwakilan Berbagai Elemen
"Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat dan pihak kepolisian bahwa kami akan terus ada dan kami akan terus berlipat ganda. Kami akan terus berdiri di tiap Kamis sore untuk mempertanyakan pertanggungjawaban negara agar mengakui bahwa ada kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan," ujarnya.
Aksi tetap berjalan dengan tertib dan damai, meskipun tidak ada pengawalan dari pihak kepolisian.
Melalui peringatan September Hitam, Aksi Kamisan Sultra berharap agar Pemerintah Pusat maupun daerah benar-benar serius dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM, serta menghentikan praktik impunitas yang merugikan korban dan keluarga. (B)
Penulis: Gusti Kahar
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS