Bupati Kolaka Utara, Drs. H. Nur Rahman Umar, MH saat memberikan keterangan kepada awak media. Foto: Muh. Risal/Telisik
" Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Utara (Kolut) gelar launching Gerakan Bersama Desa Tangguh Bencana (Gema Destana) di Lapangan Aspirasi Laususua, Kolut. "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Utara (Kolut) gelar launching Gerakan Bersama Desa Tangguh Bencana (Gema Destana) di Lapangan Aspirasi Laususua, Kolut, Kamis (26/8/2021).
Selain launching, kegiatan yang dihadiri langsung Bupati Kolut dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga gelar peralatan, simulasi korban henti nafas, dan henti jantung serta simulasi korban patah tulang (faktur) terbuka.
Launching Gema Destana, simulasi dan pelatihan ini, bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Kolut terkait potensi bencana yang setiap saat dapat terjadi dan mengancam nyawa masyarakat, sehingga diperlukan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan atau mitigasi bencana sejak dini.
Bupati Kolaka Utara, Drs. H. Nur Rahman Umar, MH mengungkapkan, kegiatan ini sesuai kebijakan pemerintah yang tertuang dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah rangkaian dari pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan pengurangan resiko bencana, atau mitigasi bencana penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terdampak bencana secara adil pada masa tanggap darurat dan pemulihan kondisi pasca bencana.
Serta pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang memadai.
"Kita ketahui bersama bahwa wilayah Kolut sangat rawan terjadi bencana, baik bencana metereologi yakni banjir bandang dan kebakaran hutan yang dipicu kondisi cuaca dan iklim ekstrim maupun bencana geologi berupa gempa bumi, termasuk di dalamnya bencana non alam seperti pandemi COVID-19," kata Bupati Kolut.
Olehnya itu, kata dia, upaya pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan harus terus dilakukan dengan langkah-langkah mengenali ancaman bencana yang ada disekitar kita, kurangi resiko bencana sesuai kemampuan, tentukan tempat aman disekitar kita, dan mengajak seluruh keluarga untuk melakukan evakuasi mandiri ketempat yang aman ketika terjadi bencana.
"Keempat item ini perlu dipahami dan disosialisasikan kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Kolaka Utara," jelasnya.
Lebih lanjut, Nur Rahman juga menuturkan, simulasi dan gelar peralatan dalam bingkai Gema Destana sangat penting dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana yang kapan saja dan di mana saja bisa terjadi.
"Hal ini sesuai dengan arahan bapak Presiden dalam Rakornas penanggulangan bencana tahun 2021 di Istana Negara yang menginginkan setiap daerah rawan bencana, agar melakukan simulasi bencana secara rutin," bebernya.
Ia juga mengimbau, agar penanganan bencana dan kegiatan mitigasi fisik struktural dan non fisik sistem peringatan dini kesiapsiagaan untuk tanggap darurat dan segala upaya pengurangan resiko melalui intervensi pembangunan dan program pemulihan, baik yang bersifat struktural fisik maupun non struktural harus dikoordinasikan dan terintegrasi dengan baik.
"Sehingga berbagai masalah yang diakibatkan oleh bencana dapat teratasi dengan cepat dan tepat," tukasnya.
Politisi Partai Demokrat ini berharap, kegiatan gelar peralatan dan simulasi bencana tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan peserta dalam penanganan tanggap darurat.
"Dan saya juga berharap setelah kembali ke tempat masing-masing para peserta kegiatan ini dapat menjadi motivator dan fasilitator untuk meminimalisir dampak kejadian bencana yang tentunya tidak kita inginkan," pungkasnya.
Suatu hal yang perlu disosialisasikan dan masukan dalam alam pikiran masyarakat bahwa penanggulangan dan kewaspadaan bencana bukan semata tugas pemerintah atau institusi tertentu, tetapi ini adalah tugas dan tanggungjawab semua pihak.
"Pesan saya teruslah berlatih, melalui latihan dan evakuasi mandiri. Saya berharap masyarakat semakin tangguh, tanggap, dan tangkas menghadapi bencana. Lebih dari itu muncul kesadaran dari lubuk hati yang paling dalam setiap warga negara tentang pentingnya sadar bencana," harapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolut, Dr. Syamsuriani mengatakan, peserta gelar peralatan dan simulasi pertolongan kedaruratan di masa pandemi COVID-19 sebanyak 30 orang.
Peserta tersebut terdiri dari dua orang anggota TNI, Polri dua orang, Satpol PP dua orang, PSC Dinkes dua orang, tenaga Sosial dua orang, PMI dua orang, Pramuka dua orang, Relawan Gema Destana sembilan orang, dan TRC BPBD lima orang.
"Kegiatan pelatihannya telah dilaksanakan kemarin, hari ini tinggal launching dan simulasi korban henti nafas dan henti jantung serta simulasi korban patah tulang (faktur) terbuka," jelasnya.
Turut dalam kegiatan ini yakni Kadis PUPR, Kadis Kominfo, Kadis Sosial, Kadis Ketahanan Pangan, dan Kadis Kebakaran. (B-Adv)