Sudah 4 Kasus Kematian, Jawa Timur Siaga PD31
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Rabu, 15 Maret 2023
0 dilihat
Vaksinasi massal terhadap anak-anak di Jawa Timur sebagai antisipasi KLB PD3I terlebih di saat cuaca ekstrem. Foto: Ist.
" Berdasarkan data Dinkes Jawa Timur, jumlah kasus difteri hingga Maret 2023 sebanyak 51 kasus "
SURABAYA, TELISIK.ID - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, minta masyarakat waspada terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, difteri dan rubela.
Gubernur Khofifah mengatakan, kewaspadaan ini selaras dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: IM.03.02/C/976/2023, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2022. Beberapa wilayah di Indonesia terjadi peningkatan KLB PD3I, khususnya penyakit campak dan difteri.
"Saya instruksikan Kepala Dinkes Jatim agar berkoordinasi intensif dengan Kepala Dinkes di 38 kabupaten/kota untuk mengoptimalkan pelaksanaan surveilans difteri dan PD3I lainnya melalui peningkatan kewaspadaan dini dan respons di wilayah, salah satunya adalah dengan pelaporan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)," jelasnya, Rabu (15/3/2023).
Gubernur Khofifah menyebut, berdasarkan data Dinkes Jawa Timur, jumlah kasus difteri di Jawa Timur hingga Maret 2023 sebanyak 51 kasus yang tersebar di 26 kabupaten/kota dengan jumlah kematian sebanyak 4 kasus.
Baca Juga: PeduliLindungi Bakal Simpan Data Imunisasi Anak
Terkait hal itu, Gubernur Khofifah telah menerbitkan surat edaran tertanggal 17 Februari 2023 perihal kewaspadaan terhadap PD3I. Surat edaran itu ditujukan kepada bupati dan wali kota se-Jawa Timur. Selain itu, pemprov juga bekerja sama dengan dinkes kabupaten/kota dalam menanggulangi penyakit difteri.
Antara lain, melakukan penyelidikan epidemiologi kasus difteri, melaksanakan Outbreak Respon Immunization (ORI) di wilayah yang terdampak kasus difteri serta menyiapkan logistik berupa vaksin difteri dan anti difteri serum.
Baca Juga: Pelajar SDN 1 Unaaha Antusias Ikut Imunisasi Campak
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono menjelaskan bahwa penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae dan menular melalui droplet.
Dengan kata lain, sambungnya, apabila seseorang tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air ludah orang lain yang terpapar difteri saat batuk atau bersin serta menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, maka berpotensi tertular.
"Karena penularannya melalui droplet dan sentuhan benda yang terkontaminasi dengan air liur penderita, saya mengimbau agar masyarakat terus menerapkan PHBS, salah satunya dengan cara memakai masker jika di tempat terindikasi terjadinya kasus serta selalu rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir," ujarnya. (B)
Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawam
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS