Awas, Anak Keseringan Diare Bisa Sebabkan Stunting
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 17 Agustus 2023
0 dilihat
Fasilitasi bimbingan teknis terpadu bagi Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kolaka Timur. Foto: Facebook BKKBN Sulawesi Tenggara
" Anak yang tidak terjaga kebersihan lingkungannya sehingga sering mengalami diare, memiliki risiko mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan "
KENDARI, TELISIK.ID - Anak yang tidak terjaga kebersihan lingkungannya sehingga sering mengalami diare, memiliki risiko mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar. Menurutnya, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk tidak hanya memperhatikan pola makan anak, terutama juga kebersihan lingkungan.
Mengingat, kata dia, ketika kebersihan lingkungan ini tidak terjaga, maka anak mudah terserang penyakit, seperti cacingan dan diare, sehingga anak memiliki risiko mengalami stunting.
"Anak yang terlalu sering mengalami diare dapat mengalami hambatan pertumbuhan atau stunting. Jadi penting untuk memberikan pola makan yang baik dan memastikan bahwa ASI dan MPASI diberikan sesuai dengan anjuran," kata Asmar kepada Telisik.id, belum lama ini.
Lingkungan anak perlu diperhatikan dalam upaya mencegah stunting. Menjaga sanitasi dan ketersediaan air bersih sangatlah penting. Sebab anak-anak yang sering mengalami sakit akibat diare atau cacingan, bisa mengalami hambatan dalam pertumbuhan mereka.
Tim BKKBN Sulawesi Tenggara melakukan kunjungan ke masyarakat terkait edukasi pencegahan stunting. Foto: Facebook BKKBN Sulawesi Tenggara
“Menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari risiko penyakit, dapat membantu mencegah stunting," pungkasnya.
Sebagai tambahan, dikutip dari kemkes.go.id, penyakit diare sangat erat kaitannya dengan terjadinya kasus stunting. Kejadian diare berulang pada bayi dan balita dapat menyebabkan stunting.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2020, penyakit infeksi khususnya diare, menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari hingga 11 bulan. (B-Adv)
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
