Bappeda Sulawesi Tenggara Susun Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Daerah 2024-2026
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Rabu, 22 Februari 2023
0 dilihat
Foto bersama usai kegiatan forum konsultasi publik yang digelar oleh Bappeda Sulawesi Tenggara. Foto: Nur Khumairah/Telisik
" Bappeda Sulawesi Tenggara sedang menyusun rancangan akhir rencana pembangunan daerah Sulawesi Tenggara 2024-2026 dalam forum konsultasi publik "
KENDARI, TELISIK.ID - Bappeda Sulawesi Tenggara sedang menyusun rancangan akhir rencana pembangunan daerah Sulawesi Tenggara 2024-2026 dalam forum konsultasi publik (FKP).
Kepala Bappeda Sulawesi Tenggara, J Robert mengatakan, dalam konteks perencanaan, Bappeda telah menyusun Rencana Pembangunan Daerah (RPD) untuk lima tahun mendatang.
Ia meminta respons pemangku kebijakan seperti para OPD se-Sulawesi Tenggara untuk mengakomodir RPD yang diawali dengan identifikasi masalah.
"Sehingga ada namanya draft rancangan yang tadi kita bahas. Kita berharap ini selesai dan diterima. Dan sudah dimasukkan identifikasi, akan dilakukan tindak lanjut. Proses penetapan dalam tahapan konsultasi publik," tuturnya, Selasa (2/2/2023).
Dalam diskusi tersebut, J Robert juga mengatakan, peran serta semua pihak bisa membuat arah kebijakan lebih detail (tepat sasaran), untuk 3 tahun (masa transisi) sebelum ada kepala daerah terpilih. Selain itu disisi pariwisata ia menyebut perlunya pendekatan secara kawasan dan lingkup pertanian sendiri harus konsisten dengan RTRW.
Tahapan selanjutnya adalah fasilitasi kementerian dalam negeri, yang akan diproses melalui aturan gubernur. Setelah itu, ini yang akan menjadi landasan untuk penyusunan RKPD 2024. Selain itu konsultasi publik juga terhadap rencana kerja pemerintah pada 2024 mendatang.
Bappeda sendiri mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah, pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah serta menyelenggarakan tugas penelitian dan pengembangan.
Salah satu narasumber, Adik Afrinaldi, Asisten Direktur BI mengungkapkan, pengembangan sektor ekonomi tak boleh berfokus pada satu sektor saja seperti pada komoditas tertentu yang terkait dengan inflasi.
"Komoditas ini nantinya dihubungkan antar kabupaten yang membutuhkan dan kabupaten yang memproduksi," bebernya.
Sementara itu, pakar akademisi Universitas Halu Oleo, Syalim mengatakan, hal tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya yaitu faktor pekerja dan pengangguran terdidik. Dimana pekerja dan pengangguran terdidik sendiri perlu didukung dengan meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) serta yang dimiliki dengan permintaan terhadap pasar kerja.
Kegiatan ini merupakan kegiatan kali kedua yang dilakukan oleh Bappeda Sulawesi Tenggara yang sebelumnya telah dilaksanakan pada Desember 2022 lalu. Forum ini dihadiri oleh Bappeda Sulawesi Tenggara, instansi vertikal perguruan tinggi, organisasi non pemerintah, OPD se-Sulawesi Tenggara, dan Bappeda kabupaten/kota. (A-Adv)