Benarkah Kuku Tangan Lebih Cepat Tumbuh Ketimbang Kuku Kaki?

Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Minggu, 07 Mei 2023
0 dilihat
Benarkah Kuku Tangan Lebih Cepat Tumbuh Ketimbang Kuku Kaki?
Kuku tangan dan kaki kita hampir sama dalam segala hal, kecuali dalam hal pola pertumbuhannya. Kuku jari tangan cenderung tumbuh kira-kira 3,5-4 milimeter per bulan, sedangkan kuku kaki tumbuh antara 1,6-1,8 milimeter per bulan. Foto: Repro Detik.com

" Tingkat pertumbuhan kuku rata-rata dipengaruhi oleh usia, aktivitas seksual, pola makan, olahraga, profesi, dan bahkan waktu dalam setahun "

KENDARI, TELISIK.ID - Beberapa orang mungkin berpikir pertumbuhan kuku tangan dan kaki memiliki waktu yang sama. Tapi tahukah Anda bahwa kuku jari tangan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kuku kaki? Yuk simak penjelasannya.

Mengutip Okezone.com, kuku tangan dan kaki kita hampir sama dalam segala hal, kecuali dalam hal pola pertumbuhannya. Kuku terdiri dari lempeng kuku, yang dapat kita lihat dan sentuh, yang menutupi alas kuku. Area di bagian bawah setiap kuku dikenal sebagai lunula yang sebagian tertutup oleh kutikula.

Kuku “baru” kita tumbuh langsung dari sel epitel di area yang disebut matriks germinal, tetapi sel tersebut akhirnya mulai mati, meninggalkan protein yang sangat penting.

Keratin yang tertinggal dicampur menjadi campuran protein dan lemak lain, dan dibantu oleh enzim kunci yang ditemukan dalam matriks yang disebut transglutaminase. Lalu, dari reaksi enzimatik itu adalah kuku yang mengeras, sehingga sering digunakan untuk menggaruk daerah badan yang gatal.

Sedangkan, untuk tingkat pertumbuhan kuku rata-rata dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk usia, aktivitas seksual, pola makan, olahraga, profesi, dan bahkan waktu dalam setahun.

Baca Juga: Jangan Potong Kuku Sembarangan, Ini Adabnya

Kuku jari tangan cenderung tumbuh sekitar 3,5 - 4 milimeter per bulan, sedangkan kuku jari kaki tumbuh antara 1,6-1,8 milimeter per bulan, sehingga membuat kita merasa lebih sering memotong kuku jari tangan daripada kuku jari kaki.

Meski memiliki cara tumbuh yang sama, kita biasanya menjejalkan kaki dan kuku ke dalam kaus kaki atau sepatu, sehingga mengurangi sirkulasi dan aliran darah.

Ini diperparah oleh fakta bahwa kaki secara signifikan lebih jauh dari jantung daripada tangan. Kedua faktor ini mengindikasikan bahwa lebih sedikit aliran darah yang mencapai kaki, menghasilkan lebih sedikit oksigen, dan lebih sedikit nutrisi untuk produksi sel-sel baru.

Alasan ini adalah salah satu penjelasan paling populer untuk kecepatan pertumbuhan kuku.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, sebuah teori yang lebih baru tentang tingkat pertumbuhan kuku berhubungan dengan mikro-trauma. Ketika membenturkan sikut dengan keras ke dinding, kita akan merasakan bengkak dan mulai muncul memar beberapa menit kemudian.

Ini merupakan cara kerja tubuh yang mengirimkan sel dan sumber daya untuk menyelidiki trauma dan memulai proses perbaikan.

Hal yang sama juga terjadi pada kuku, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil. Pikirkan tentang penggunaan ujung jari dan kuku secara teratur, mulai dari menekan bel pintu, mengetik di laptop, hingga bermain ponsel.

Baca Juga: Suka Menggigit Kuku? Ini 5 Bahayanya Bagi Kesehatan

Manusia menggunakan tangan dan jari terus-menerus dalam hidup, terutama di era digital. Setiap ketukan tombol akan mengirimkan sinyal "trauma" kecil ke sel epitel dalam matriks, sehingga menyebabkan peningkatan pertumbuhan untuk mengimbangi persepsi kerusakan.

Di sisi lain, kuku kaki tidak mengalami penggunaan konstan semacam itu. Bagi banyak orang yang hidup dengan sepatu dan kaus kaki, trauma pada jari kaki tidak terlalu sering terjadi. Jari-jari kaki tidak mendapatkan ledakan "trauma" yang merangsang pengiriman nutrisi dan darah ke matriks germinal.

Teori ini didukung oleh fakta bahwa seiring bertambahnya usia, kapiler, dan pembuluh darah kita cenderung rusak atau kurang efektif, sehingga mengakibatkan penurunan aliran darah. Banyak studi juga menunjukkan, pertumbuhan kuku melambat seiring bertambahnya usia, bahkan mencapai 30 persen. (C)

Penulis: Nurdian Pratiwi

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga