BKKBN Sulawesi Tenggara Optimalkan Kerja Sama Lintas Sektor dalam Penanganan Stunting
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Jumat, 14 Juli 2023
0 dilihat
Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar saat memberikan arahan pada rapat kerja BKKBN. Foto: BKKBN Sulawesi Tenggara
" Stunting menjadi perhatian serius BKKBN dan pemerintah, karena itu dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak dalam penanganannya "
KENDARI, TELISIK.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, terus berupaya meningkatkan upaya penanganan stunting di Bumi Anoa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan kerja sama lintas sektor.
Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar. Menurutnya, mengoptimalkan kerja sama lintas sektor ini dilakukan sebagai respons terhadap tantangan serius yang dihadapi dalam mengatasi masalah stunting di setiap daerah.
“Masalah stunting ini bukan hanya tanggung jawab BKKBN saja, tapi juga berbagai pihak. Makanya kami terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk penanganan stunting,” katanya kepada Telisik.id, belum lama ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, stunting yang merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan fisik dan kognitif anak akibat kekurangan gizi dan perawatan yang tidak memadai, menjadi perhatian serius BKKBN dan pemerintah.
Asmar menyadari, penanganan stunting memerlukan pendekatan komprehensif dan kolaborasi antara berbagai sektor terkait. Olehnya itu, pihak BKKBN terus menjalin koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah dalam melakukan berbagai program untuk mengatasi stunting.
Apalagi, tambah dia, kesuksesan dari pemerintah daerah, khususnya kepala daerah salah satunya dapat dilihar dari angka stunting di daerah tersebut.
“Jadi kita terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Karena masalah stunting ini juga menjadi program pemerintah setempat. Makanya kita terus bekerja sama untuk mengatasinya,” katanya.
Lebih lanjut, kata Asmar, ada beberapa instansi yang memang intens berkoordinasi dengan BKKBN, di antaranya adalah dinas kesehatan, dinas pekerjaan umum, serta kemeterian terkait seperti kementerian agama.
Sebelumnya, Ketua Forum Rektor Penurunan Stunting, Ruwiah mengatakan, pencegahan atau penurunan stunting dapat dilakukan dengan pemberian asupan gizi yang cukup sejak seribu hari pertama kehidupan, salah satunya ibu hamil, agar janin dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
"Kita harus mencegah stunting dari seribu hari pertama kehidupan, ibu hamil begitu terbentuk embrio dalam kandungan ibu itu kita harus berikan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi ibunya, supaya janin yang dikandungnya juga bertumbuh dan berkembang sesuai usia kehamilan ibu," ucap Ruwiah.
Dosen gizi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari ini memaparkan, terkiat pentingnya kebutuhan gizi dalam penurunan angka stunting di Sulawesi Tenggara, terutama memanfaatkan bahan-bahan lokal dengan umbi-umbian yang ada atau sayur-sayuran yang ditanam di pekarangan atau diperkebunan untuk diolah sebagai bahan dapur yang sehat. (B-Adv)