BPS Sebut Jengkol Adalah Penyumbang Inflasi di Sumut

Ones Lawolo, telisik indonesia
Selasa, 04 Mei 2021
0 dilihat
BPS Sebut Jengkol Adalah Penyumbang Inflasi di Sumut
Jengkol merupakan salah satu dari 10 komoditas penyumbang inflasi di Sumut. Foto: Repro Google.com

" Dengan demikian, gabungan 5 kota IHK di Sumut pada April 2021 terjadi inflasi 0,08 persen. "

MEDAN, TELISIK.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) mengatakan bahwa jengkol merupakan salah satu dari 10 komoditas penyumbang inflasi di Sumut.

Sedangkan komoditas lainnya adalah  daging sapi, bensin, cabai merah, emas perhiasan, minyak goreng, cumi-cumi, pepaya, bawang putih dan angkutan udara.

BPS pun mencatat, pada April 2021 terjadi inflasi di Sumatera Utara sebesar 0,08 persen.

Inflasi ini diperoleh dari seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ada di Sumut yaitu Sibolga sebesar 0,35 persen, Pematangsiantar sebesar 0,05 persen, Medan sebesar 0,04 persen, Padang Sidimpuan sebesar 0,61 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,59 persen.

Baca juga: Buruan, Perusahaan BUMN Ini Buka Lowongan Kerja Marketing

"Dengan demikian, gabungan 5 kota IHK di Sumut pada April 2021 terjadi inflasi 0,08 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Distributor BPS Sumut, Dinar Butar-Butar kepada Telisik.id saat konferensi pers, Selasa (4/5/2021).

Di Kota Medan, tercatat inflasi 0,04 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 104,18 pada Maret 2021 menjadi 104,22 di April 2021.

Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,22 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen.

Selain itu, lanjutnya, kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen, transportasi sebesar 0,81 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Baca juga: APBD Buteng Dipangkas hingga Rp 11 Miliar

Kemudian kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,13 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,02 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,70 persen.

"Sedangkan kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau deflasi 0,34 persen," jelasnya.

Dua kelompok lainnya ini tidak mengalami perubahan indeks, yaitu perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga serta kelompok pendidikan.

Ditambahkannya, dari 24 kota IHK di Pulau Sumatera, 17 kota tercatat inflasi.

"Inflasi tertinggi di Padangsidimpuan sebesar 0,61 persen dengan IHK sebesar 107,23 dan terendah di Medan sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 104,22. Sementara deflasi tertinggi di Tanjung Pinang sebesar 0,36 persen dengan IHK sebesar 103,95 dan terendah di Tanjung Pandan sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 107,83," pungkasnya. (B)

Reporter: Ones Lawolo

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga