Bukan Lagi COVID-19, India Lockdown Saat Ini karena Polusi
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Minggu, 14 November 2021
0 dilihat
Polusi udara di Kota New Delhi, India. Foto: Repro Detik.com
" India memutuskan untuk menutup sekolah di New Delhi selama sepekan dan berencana menerapkan lockdown untuk melindungi warganya dari polusi asap yang kian parah beberapa hari belakangan "
NEW DELHI, TELISIK.ID - India memutuskan untuk menutup sekolah di New Delhi selama sepekan dan berencana menerapkan lockdown untuk melindungi warganya dari polusi asap yang kian parah beberapa hari belakangan.
"Sekolah akan ditutup agar anak-anak tak harus menghirup udara berpolusi," ujar Menteri Kepala New Delhi, Arvind Kejriwal, Dilansir AFP, Minggu (14/11/2021).
Saat ini, New Delhi menempati posisi pertama sebagai kota paling berpolusi di dunia akibat kegiatan pabrik, emisi kendaraan, hingga kebakaran lahan.
"Jika tidak, bagaimana kita bisa hidup?" kata kepala hakim MA India, NV Ramana.
Kejriwal mengatakan bahwa pemerintah New Delhi akan mempertimbangkan rekomendasi MA setelah berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan.
"Lockdown polusi tak pernah terjadi sebelumnya. Ini merupakan langkah ekstrem," ucap Kejriwal.
Baca Juga: Waduh, Ada Tentara Wanita yang Diperkosa di Istana Prancis?
Baca Juga: 3,2 Juta Anak di Afghanistan Menderita hingga Terancam Meninggal
Meski demikian, Kejriwal memastikan bahwa aktivitas konstruksi akan dihentikan selama empat hari ke depan untuk mengurangi debu.
Dilansir Cnnindonesia, kantor-kantor pemerintahan di New Delhi juga diminta beroperasi dari rumah. Bisnis-bisnis swasta juga disarankan tetap menerapkan bekerja dari rumh sebisa mungkin.
Keputusan ini diambil setelah level partikel polutan terkecil dan paling berbahaya, PM 2,5, di India sudah mencapai 300. Angka ini lebih tinggi 20 kali lipat dari batas maksimal yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Badan Pengendali Polusi Pusat India juga sudah menyarankan pihak berwenang untuk bersiap "menerapkan langkah-langkah di bawah kategori 'darurat.'"
Menurut mereka, kualitas udara buruk akan bertahan setidaknya hingga 18 November mendatang karena "angin sangat kurang dan kondisi tenang saat malam."
Sementara itu, sejumlah rumah sakit juga sudah melaporkan peningkatan tajam jumlah pasien dengan keluhan kesulitan bernapas.
"Kami menerima 12-14 pasien setiap hari di unit darurat, kebanyakan di malam hari, ketika gejalan menyebabkan kesulitan tidur dan panik," kata Dokter Suranjit Chatterjee dari Apollo Hospitals kepada Times of India. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Fitrah Nugraha