Bupati Aktif Nyalon, Pengamat: Kejar Prestise

Sunaryo, telisik indonesia
Kamis, 20 Agustus 2020
0 dilihat
Bupati Aktif Nyalon, Pengamat: Kejar Prestise
Husen Zuada, Alumni Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI). Foto: Ist.

" Pertama itu, tentunya mengejar prestise untuk menjadi penguasa. "

MUNA, TELISIK.ID - Pengamat politik punya pandangan tersendiri terhadap bupati aktif yang ingin mencalonkan diri menjadi bupati di daerah lain pada Pilkada 9 Desember mendatang.

Seperti yang terjadi di Pilkada Muna. Bupati Muna Barat, Rajiun Tumada (RT), saat ini masih menjabat bupati hingga tahun 2022. Namun jabatan itu harus dilepaskan sebagai syarat untuk menjadi calon kepala daerah di Muna.

Menurut Husen Zuada, Alumni Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), bagi bupati aktif yang maju bertarung di Pilkada dengan posisi jabatan yang sama, pertimbanganya hanya untuk mengejar prestise. Artinya, bila nantinya telah menjadi bupati di dua daerah, maka secara otomatis akan menaikkan popularitasnya sebagai penguasa khususnya di Muna Raya.

"Pertama itu, tentunya mengejar prestise untuk menjadi penguasa," sebutnya.  

Kemudian, sasaran lain setelah melihat kondisi Muna yang sangat potensial untuk dijadikan posisi tawar menatap Pemilihan Gubernur (Pilgub) mendatang. Lalu, postur APBD di Muna lebih besar dibanding Mubar yang bisa menjadi keuntungan bila ingin naik kelas menjadi calon gubernur nantinya.

Baca juga: Empat Kandidat Masuk Bursa Calon Ketua Golkar Kendari

"APBD yang besar bisa menjadi keuntungan bagi bupati yang ingin naik kelas menjadi calon gubernur. Tentu dengan APBD besar ini, maka sumber daya kekuasaannya juga lebih besar," ungkapnya.

Hanya saja, menurutnya, ini seperti perjudian buat RT ketika melawan petahana, LM Rusman Emba. Kenapa? karena RT akan mundur dari jabatannya sebagai Bupati Mubar. Nah, dengan mundurnya RT, maka sesungguhnya akan kehilangan satu sumber daya kekuasaan yakni, kewenangan.

"Kalau selama ini ada birokrasi dan anggaran yang mensuportnya, ketika mundur, maka otomatis itu tidak ada lagi. Tapi itu nanti kita lihat, apakah sumber daya kekuasaan RT masih kuat atau tidak," cetus akademisi Fisip Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah (Sulteng) itu.

Beda halnya dengan Najib Husein, Pengamat Politik Sultra yang menilai, keputusan RT sangat menarik karena telah berani mengambil resiko di saat masa jabatannya masih tersisa kurang lebih dua tahun di Mubar. Tentunya itu dilakukan dengan pertimbangan yang matang setelah melihat Muna memiliki sumber-sumber PAD, potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan jumlah penduduk yang besar.

"Yang menarik itu adalah keputusan RT untuk maju menjadi calon bupati pada level yang sama, walaupun dengan sejarah yang berbeda antar kabupaten pemekaran dan induk," tandasnya.

Reporter: Sunaryo

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga