Catat, Ini Cara Selamatkan Diri dari Gempa Bumi Besar

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Selasa, 23 Februari 2021
0 dilihat
Catat, Ini Cara Selamatkan Diri dari Gempa Bumi Besar
Pengetahuan mengenai mitigasi bencana dapat meminimalisir dampak gempa. Foto: Repro Shutterstock /AS Zain

" Kepala pusat kendali, kalau kepala tertimpa, kita pingsan. Selama kepala terlindungi, kita masih bisa berfikir. "

KENDARI, TELISIK.ID - Indonesia akhir-akhir ini sering mengalami gampa bumi. Fenomena alam ini merupakan kehendak Allah SWT, yang tidak bisa manusia cegah untuk tidak terjadi.

Meski demikian, bukan berarti seseorang tidak boleh berusaha menyelamatkan diri dari gempa tersebut. Hanya saja, korban gempa bisa selamat dalam ‘golden times’ jika dibekali dengan pengetahuan dan persiapan. Kesiapsiagaan diri sendiri bisa menyelamatkan jiwa dari gempa sebesar 35 persen.

Lalu ada dukungan keluarga sebesar 31,9 persen, dukungan teman dan tetangga 28,1 persen, dan dukungan orang sekitar 2,9 persen. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan, masyarakat bisa berbagi pemahaman yang sama tentang mitigasi gempa.

Kata Dani, gempa bumi terjadi secara tiba-tiba dan tanpa adanya peringatan. Gempa dapat terjadi di mana saja dan berpotensi menimbulkan kerusakan besar dalam waktu singkat.

Dani menuturkan, berdasarkan hasil penelitian dan survei di Jepang usai bencana Great Hansin Earthquake 1995, diketahui ada istilah ‘golden times’ yakni durasi korban untuk menyelamatkan diri dari gempa.

“Sementara dukungan tim SAR hanya 1,70%, karena saat terjadi gempa, SAR tidak ada di lokasi kejadian,” jelasnya dalan webinar bertajuk ‘Sesar Lembang, Potensi Bencana di Balik Pesona Panorama’ seperti dikutip Suara.com jaringan Telisik.id pada Jumat (19/2/2021) lalu.

Apa yang bisa dilakukan sebelum terjadi bencana gempa?

Baca juga: 7 Tips Ampuh Agar Diterima saat Melamar Kerja

Dani mengungkapkan, berikut hal-hal yang perlu dipahami dalam mitigasi gempa:

- Kenali lingkungan sekitar, apakah aman untuk ditinggali?

- Perkuat struktur dan fasilitas agar lebih aman

- Siapkan kontak dan tas siaga bencana untuk bertahan hidup 72 jam

- Siapkan rencana kedaruratan dengan melakukan pertemuan keluarga

- Siapkan rencana untuk membangun kehidupan kembali

- Berlatih mitigasi

Apa saja isi tas siaga bencana?

Tas siaga bencana adalah tas berisi sekumpulan barang pokok rumah tangga yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana dan dibutuhkan dalam keadaan darurat.

Berikut isinya:

- Pakaian

- Dokumen penting

- Senter

- Makanan tahan lama

- Air minum

- Masker

- Kotak P3K

- Uang cash

- Peluit

- Radio portable

- Ponsel

- Peralatan mandi

“Ganti isi tas secara berkala, jangan sampai ada yang kedaluwarsa,” tutur Dani.

Bagaimana cara selamatkan diri saat gempa?

Dani mengatakan, cara paling aman untuk menyelamatkan diri dari gempa adalah dengan 3B yakni bersimpuh, bertahan, dan berlindung. Selain itu, masyarakat diimbau tetap tenang, lindungi kepala, dan berdoa.

Baca juga: 10 Tips Jitu Jualan Online bagi Ibu Rumah Tangga

“Kepala pusat kendali, kalau kepala tertimpa, kita pingsan. Selama kepala terlindungi, kita masih bisa berfikir,” jelasnya.

Berikut tips selamatkan diri saat terjadi gempa:

- Merunduk

- Berlindung di bawah meja apabila sedang berada di dalam ruangan. Bersimpuh lindungi kepala jika sedang berada di luar ruangan.

- Bertahan dengan memegang kaki meja atau benda kokoh untuk berlindung dari benda yang berjatuhan

- Setelah guncangan berhenti, segera keluar gedung menuju titik kumpul terdekat atau lapangan terbuka

- Apabila ada asap, keluar gedung dengan merangkak

- Saat di luar, jauhi tiang listrik, pohon, dan bangunan yang mudah roboh

Apa yang harus dilakukan usai gempa?

Dani menjelaskan, bahaya lain dari gempa adalah kebakaran. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu dilakukan usai gempa adalah mengecek sumber-sumber api.

Segera matikan gas dan listrik. Cek sumber bahaya di rumah seperti lampu, water heater, benda pecah belah, kompor, dan bahan kimia. Kencangkan lemari dan amankan benda-benda yang mudah terjatuh.

“Posisikan lemari berlawanan arah dengan sesar. Jika posisi lemari berlawanan dengan arah sesar, maka posisi lemari akan stabil,” ujar Dani. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga