Cegah Kerusakan Ekosistem Laut dengan Membuat Rumah Karang
Muhammad Israjab, telisik indonesia
Sabtu, 25 Juli 2020
0 dilihat
Mahasiswa KKN PPM UHO di Desa Labuan Beropa, Saat akan melakukan transplantasi karang. Foto: Ist.
" Ini salah satu model yang bertujuan untuk mencoba mengembalikan fungsi biologi ekosistem terumbu karang. "
KENDARI, TELISIK.ID - Tak bisa dipungkiri kerusakan lingkungan pesisir sudah sangat memperihatinkan, khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra), sehingga perlu dilakukan pembaharuan dengan metode atau cara buatan.
Seperti yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) di Desa Labuan Beropa, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dengan membuat karang buatan model Spider Web.
"Ini salah satu model yang bertujuan untuk mencoba mengembalikan fungsi biologi ekosistem terumbu karang," ucap Wa Iba, selaku pembimbing para mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN PPM, Sabtu (25/7/2020).
Menurut Wa Iba yang pernah meraih gelar Ph.D, di Amerika itu, kegiatan ini sekaligus bekal dan ilmu bagi masyarakat dan anak-anak di sekitar pesisir. Dengan dampak kerusakan habitat hidup ikan dan ekosistem lainnya akan berdampak juga pada manusia.
"Transplantasi Terumbu Karang menggunakan terumbu buatan model Spider Web sudah pernah dicoba di Pulau Hoga, Wakatobi. Oleh Operation Wallacea dan terbukti sudah berhasil merestorasi Terumbu Karang di daerah tersebut," ujarnya.
Selain itu model Spider Web ini dapat dijadikan sebagai Artificial Coral Reef untuk kebun karang pada budidaya terumbu karang untuk keperluan komersil.
Bagi mahasiswa mengajar terkait pendidikan lingkungan pesisir dikhususkan untuk anak-anak Baho. Sebab anak-anak tersebut masih sedikit mengetahui tentang bagaimana memberdayakan wilayah pesisir pantai.
Degradasi terumbu karang umumnya terjadi akibat ulah manusia. Biasanya juga adanya perilaku mengambil ikan yang merusak, seperti pengeboman dan sianida menjadi sebab masifnya kerusakan karang yang terjadi. Padahal terumbu karang adalah ekosistem penting yang menjadi lumbung pangan biota perairan.
"Menurut Saya, KKN-PPM ini juga membantu membangun karakter mahasiswa untuk mampu berinteraksi dengan masyarakat dan membangun empati mahasiswa bagi masyarakat pesisir yang masih kurang sejahtera dan terbatas akses informasi terutama yg berhubungan perubahan iklim," kata Wa Iba.
Baca juga: Pendaftar Maba di IAIN Kendari Diklaim Meningkat
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat, hampir sepertiga kondisi terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan atau kurang baik. Meskipun kondisi ini telah mengalami tren membaik dalam sepuluh tahun terakhir.
Sebanyak 30,4 persen dari total luas terumbu karang yang dimiliki oleh Indonesia berada dalam kondisi rusak atau tidak baik. Hanya sebesar 2,59 persen dan 27,14 persen yang dalam kondisi sangat baik dan baik. Selebihnya, 37,18 persen dalam kondisi kurang baik.
Terumbu karang (Coral Reef) Indonesia merupakan yang terkaya di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia ini mencapai 2,5 juta hektar.
Selain luas, terumbu karang Indonesia pun memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Sedikitnya 750 jenis karang yang termasuk ke dalam 75 marga terdapat di Indonesia.
Dicatat dari situs web sultraprov.go.id, untuk wilayah Sultra terdiri dari pulau-pulau kecil kurang lebih 68 lokasi terumbu karang yang telah diidentifikasi yang potensial.
Sehingga baik untuk pengembangan kawasan ekowisata bahari, di antaranya terdapat di taman laut nasional Wakatobi dan Taman Wisata Laut Teluk Lasolo dan kepulauan Padamarang.
Sehingga dengan kegiatan mahasiswa KKN ini bisa sedikit banyaknya, membantu pemerintah dalam menjaga lingkungan dari dampak sosial masyarakat demi menjaga habitat dan ekosistem lingkungan khususnya laut.
Sebelumnya program KKN PPM bekerjasama dengan Kemendikbud dan dimulai pada 23 Juni hingga 7 Juli 2020 dengan jumlah 20 orang mahasiswa dari berbagai jurusan lingkup UHO
Mulai jurusan Bioteknologi, Ilmu Kelautan, Oseanografi, Agribisnis Perikanan, Ilmu Hukum dan Jurnalistik. Terdiri dari laki-laki dan perempuan dibawah koordinasi dosen pembimbing yaitu Wa Iba, Ph.D, IrdamRiani, M.Si dan Risfandi, MM.
Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Kardin