Cerita di Balik Pemilik Usaha Angkringan Pak Dhe Mun Kota Kendari
Evy Septiana Warsito, telisik indonesia
Sabtu, 02 Desember 2023
0 dilihat
Salah satu pemilik usaha angkringan Pak Dhe Mun di Kota Kendari. Foto: Evy Septiana Warsito/Telisik
" Angkringan Pak Dhe Mun, merupakan salah satu produk UMKM yang dijalankan oleh Nurul (25), pengusaha asal Solo, Jawa Tengah dan memiliki outlet yang berdiri sejak Juli 2023, letaknya di Kecamatan Baruga, Kota Kendari "
KENDARI, TELISIK.ID - Angkringan Pak Dhe Mun, merupakan salah satu produk UMKM yang dijalankan oleh Nurul (25), pengusaha asal Solo, Jawa Tengah dan memiliki outlet yang berdiri sejak Juli 2023, letaknya di Kecamatan Baruga, Kota Kendari.
Dalam menjalankan usaha yang terinspirasi nama orang tuanya tersebut, ia mengaku memulai karir usahanya dengan riset lingkungan, sewaktu ia pernah berkuliah dahulu di daerah Solo, Jawa Tengah. Tentunya, dengan melihat banyak sekali angkringan di Jawa, juga kesukaannya terhadap kuliner, sehingga ia memberanikan diri untuk menerapkan peluang usaha barunya tersebut, dengan modal awal Rp 15.000.000
"Kebetulan saya asli orang Jawa, dulu juga sempat kuliah di Jawa lama sekitar 5 tahunan, orang tua sempat jualan bakso tapi malah sepi, kemudian saya tawarkan mau tidak buka angkringan, orang tua akhirnya setuju dan setelah lulus kuliah, akhirnya saya memulai usaha ini dengan modal dibantu orang tua," ujar Nurul, Sabtu (2/12/2023).
Baca Juga: Tradisi Bongkaano Khopo, Bentuk Syukur Masyarakat Buton
Sempat mendapat keraguan dari orang lain jika usahanya tidak akan maju, namun dengan semangat dan kerja kerasnya, ia tetap menjalankan usahanya meskipun menghadapi berbagai macam tantangan, antara lain problematika promosi, susahnya mencari informasi terkait bazar, keterbatasan pemasak yang membuat waktu dan tenaga kadangkala terforsir, juga jatuh bangun, naik turunnya pendapatan usaha.
"Pada September tahun 2023, omsetnya pernah mengalami penurunan yang sangat drastis sekali, kebetulan waktu itu saya menganalisis jumlah konsumtif masyarakat agak rendah, karena saya juga perhatikan di beberapa warung makan sangat sepi, pasar juga sepi", ujar Nita, adik Ipar Nurul.
Adapun keunggulan dari produk usaha angkringan tersebut antara lain dengan mempertahankan cita rasa, khususnya bumbu-bumbu khas tradisional Jawa, dan menu unik yang mengalami modifikasi maupun penambahan, seperti menu aneka nasi bakar, froozen food dan sebagainnya, tentunya dilengkapi fasilitas lesehan bagi pengunjung. Tidak hanya itu, rencananya ke depan pemilik usaha akan mencoba mendaftarkan dagangannya di aplikasi online agar memudahkan pengunjung yang ingin memesan.
"Adapun menu lain yang dijual seperti cumi, udang, aneka jeroan, aneka sate-satean yang dibandrol mulai harga Rp 2.000 sampai Rp 5.000, sedangkan untuk menu aneka nasi bakar dibandrol dengan harga Rp 7.000," ujar Nita.
Baca Juga: Pesona Pantai Lakeba, Surga Tersembunyi di Tepi Kota Baubau
Menurutnya, usahanya tersebut sudah cukup menunjang kebutuhan sehari-hari dengan omset perhari Rp 600.000 sampai Rp 1.000.000
"Pasti banyaklah dari kita ingin mendapatkan pekerjaan impian, tapi tidak dapat dipungkiri kita juga harus berfikir ke depan, bagaimana selain berharap dari pekerjaan impian kebanyakan orang, pasti juga ada pekerjaan lain yang menguntungkan salah satunya dengan menjadi seorang pengusaha," urai Nurul.
"Intinya jangan pernah meremehkan keuntungan kecil yang kita dapatkan dalam berusaha, karena siapa tahu kedepannya bisa menjadi keuntungan besar," pungkas Nurul. (B)
Penulis: Evy Septiana Warsito
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS