Dari Atheis hingga Menjadi Imam Masjid karena Suara Adzan, Ini Kisah Mualaf Tom Facchine

Merdiyanto , telisik indonesia
Minggu, 21 Juli 2024
0 dilihat
Dari Atheis hingga Menjadi Imam Masjid karena Suara Adzan, Ini Kisah Mualaf Tom Facchine
Kisah mualaf Tom Facchine, dari seorang Atheis hingga menjadi imam masjid besar di Amerika. Foto: Screenshot YouTube Towards Enternity Indonesia

" Tom Facchine, seorang pria yang dulunya seorang ateis, kini menjadi imam besar masjid di Amerika setelah perjalanan spiritual yang luar biasa "

NEW YORK, TELISIK.ID - Tom Facchine, seorang pria yang dulunya seorang ateis, kini menjadi imam besar masjid di Amerika setelah perjalanan spiritual yang luar biasa. Dengan keteguhannya mencari kebenaran membawanya mengenal Islam.

Dilansir dari Republika.com, Tom Facchine dibesarkan dalam keluarga Kristen yang taat beragama. Namun mulai muncul keraguan dalam dirinya saat mempertanyakan keaslian manuskrip Alkitab.

Ada beberapa hal yang ia sebut mempengaruhi pemikirannya, seperti isu politik dan teologis. Ia merasa ada sejumlah poin dalam injil yang tidak cocok dengannya.

Facchine juga mengatakan sepanjang hidupnya saat itu, ia mengerti dan memahami pembelajaran agama yang diterima dari gereja. Namun, dalam praktiknya ia tidak pernah melakukannya. Ia merasa tidak ada motivasi dalam dirinya untuk menjalankan apa yang diajarkan oleh gereja. Menurutnya, hal ini juga berlaku di sebagian besar warga Amerika lainnya.

Kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan keyakinan itu saat menghadiri kegiatan kongres pemuda gereja yang diadakan setiap tiga tahun sekali. Saat itu, ia terpilih sebagai perwakilan dari tempat ia beribadah.

"Biasanya setiap peserta akan menginap dan tinggal bersama dalam sebuah asrama. Menurutku, ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Tapi saat tiba di sana, apa yang aku bayangkan berbeda dengan kenyataannya," katanya.

Semula, ia mengira kegiatan di lokasi tersebut akan diatur berdasarkan tradisi suci gereja dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Namun, Ia harus menelan kekecewaan karena kenyataannya jauh berbeda dari bayangannya.

Ia menemukan banyak perilaku tidak sesuai yang dilakukan oleh kelompok pemuda ini. Dimana, ada beberapa peserta yang menyelundupkan minuman keras, serta menjalin hubungan dengan lawan jenis yang tidak sewajarnya.

Baca Juga: 6 Atlet Indonesia Putuskan Mualaf, Nomor 1 Pemegang Enam Mendali Emas Wushu

Kekecewaan lain yang ia rasakan adalah kegiatan presentasi yang membawa pesan pro-LGBTQ. Dimana, Amerika Serikat saat itu sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan hubungan dan pernikahan sesama jenis.

Facchine merasa banyak orang yang menggunakan topeng agama dan berperilaku sebaliknya. Di satu sisi mereka berperilaku sangat baik dan seolah sangat religius, tetapi di sisi lain mereka akan berbuat buruk.

“Sepulang dari sana saya menganggap bahwa semua agama hanyalah dongeng saja. Tidak ada yang benar-benar nyata antara perintah tuhan dan apa yang dipraktikkan,” ujar Tom Facchine seperti yang dilansir dari YouTube Towards Eternity Indonesia.

Berdasarkan pengalaman yang dialaminya, ia memutuskan untuk tidak beragama (Atheis) di usia 16 tahun dan memiliki ekspektasi yang sangat minim terkait konsep agama dan ketuhanan. "Di usia itu saya memutuskan menjadi ateis dan menganggap semua ini hanya dongeng belaka," kata Facchine melanjutkan.

Terkait pemahamannya tentang Islam, ia menyebut pertama kali mendengarnya saat kejadian 9/11. Ia menganggap Muslim sebagai sesuatu yang berkaitan dengan politik atau populasi.

Peristiwa 11 September menjadi momentum penyuburan Islamfobia. Banyak orang yang mengecam Islam, berprasangka buruk terhadap agama tersebut. Bahkan, yang lebih parah lagi, ada sebagian orang yang menghina konsep Tuhan dan Nabi Muhammad.

Namun, hal itu tidak menghentikan orang untuk memeluk Islam. Meski banyak orang menghina Islam, tidak sedikit orang bersimpati dan memeluk Islam hingga saat ini.

Dalam keadaan itu, Facchine mulai belajar tentang Islam dan Muslim saat berada di bangku perguruan tinggi. Salah satu profesor yang mengajar adalah Muslim dan profesor itu mengenalkan Islam kepada Facchine.

Facchine mengambil pendidikan ilmu politik saat kuliah dengan fokus pada hubungan internasional. Profesor itu berasal dari Maroko dan sering membagikan ilmunya. Hal-hal seperti ini membuatnya semakin tertarik dan ingin mengetahuinya lebih dalam.

Dikutip dari Viva.co.id, pengalamannya tinggal di daerah ini membuatnya mendengar adzan untuk pertama kali. Facchine merasa tersentuh dan meneteskan air mata setiap mendengar lantunan suara adzan.

“Saya adalah seorang Musisi terkenal sebelum memutuskan untuk menjadi muslim. Namun bagi saya lantunan adzan tidak ada yang menandingi keindahannya. Saya tidak bisa berhenti menangis saat adzan dikumandangkan saat itu,” tuturnya.

Baca Juga: Mengabdi 45 Tahun, Pendeta Australia Putuskan Mualaf

Setelah kembali ke Amerika, Tom Facchine mulai mempelajari Islam. Ia menemukan keindahan dalam lantunan ayat suci Al-Qur'an dan merasa tersentuh setiap membacanya. Pertanyaan-pertanyaannya sebelumnya terjawab dengan mendalami agama Islam.

Akhirnya, Tom Facchine meyakinkan hatinya untuk memeluk Islam. Meski saat itu belum mengucapkan syahadat, ia tetap menjalankan ibadah salat dan puasa. Syahadatnya baru diucapkan setelah salah satu profesornya mengajaknya di sebuah masjid.

“Saya salat lima waktu dan ikut berpuasa. Tapi saat itu saya posisinya belum syahadat. Saya masih belum tahu apa itu syahadat,” ujarnya.

Istrinya pun mengikuti jejaknya menjadi mualaf dengan prosesnya sendiri. Saat ini, Tom Facchine aktif dalam berbagai kegiatan keislaman, termasuk menjadi imam masjid dan pengajar sejarah Islam.

“Sekarang, setelah masuk islam saya sadar bahwa salat sehari 5 waktu adalah hal yang wajar. Dengan begitu saya bisa mengingat dan merasa memiliki Tuhan setiap harinya,” ujarnya.

“Al-Qur'an itu indah dan yang paling indah. Bukan hanya lantunannya saja, melainkan bahasanya yang sangat indah. Saya suka menangis jika sedang melantunkan Al-Qur'an,” lanjutnya. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga