Dari Jualan Buroncong Keliling, Dua Anaknya Kini Sudah Sarjana
Haidir Muhari, telisik indonesia
Jumat, 25 Desember 2020
0 dilihat
Asep melayani pembeli. Foto: Wa Ode Ika/Telisik
" Kalau untuk anak sekolah, saya akan usahakan selama diberi kesehatan oleh Allah SWT. "
KENDARI, TELISIK.ID - Demi menyekolahkan anak hingga sarjana, Asep rela melakukan apapun.
"Kalau untuk anak sekolah, saya akan usahakan selama diberi kesehatan oleh Allah SWT," tutur Asep, pedagang kue tradisional buroncong (pukis) keliling di Kota Kendari.
Hebatnya, meski hanya bekerja sebagai pedagang buroncong keliling, Asep berhasil menyekolahkan dua anaknya hingga sarjana di Jawa Barat.
Asep adalah perantau dari Jawa Barat. Meski hidup dalam kondisi kekurangan, Asep tak patah semangat. Ia berhasil membuktikan, orang kecil seperti dia bisa juga menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
Atas perjuangannya, salah satu anaknya menjadi sarjana kebidanan, dan satunya lagi sarjana pendidikan (PGSD).
Asep Memiliki empat orang anak. Satu sudah menikah, dua orang sudah selesai kuliah, dan satunya lagi masih SMA.
Baca juga: Benteng Kesultanan Buton, Tak Ditembus Belanda hingga Masuk Guinness World Record
Di Kendari, Asep tinggal di kos-kosan sederhana dengan bayaran Rp 400 ribu per bulan. Baginya tak masalah, yang penting ada tempat dia bisa istirahat.
Sebagai pedagang buroncong keliling, Asep juga kerap dihinggapi rasa khawatir, lantaran takut tidak bisa menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Mengingat penghasilan yang didapatnya tidak menentu.
“Sehari nggak tentu, kadang Rp 150 ribu, kadang Rp 200 ribu. Kadang juga kalau lagi ramai bisa Rp 300 ribu. Yah, tergantung rezeki. Saya mulai jualan itu jam 7 pagi sampai jam 6 sore,” ujarnya, Jumat (25/12/2020).
Asep beruntung karena keempat anaknya adalah tipe anak yang tidak mau menyusahkan orang tua. Mereka tidak pernah mengeluh dan penurut.
Lelaki berusia 52 tahun ini juga mengaku selalu berpesan kepada anaknya untuk tekun dalam menuntut ilmu supaya cita-cita mereka kelak bisa tercapai.
"Saya sendiri punya cita-cita memiliki gerobak yang tidak harus dibawa keliling dari pagi sampai malam karena usia saya sudah tua," harapnya.
Reporter: Wa Ode Ika
Editor: Haerani Hambali