Taipan RI Takut Dosa karena Harta Melimpah, Tjio Wie Tay Putuskan jadi Mualaf
Merdiyanto , telisik indonesia
Rabu, 17 Desember 2025
0 dilihat
Tjio Wie Tay atau haji Masagung memutuskan mualaf usai merasa banyak dosa. Foto: Repro word press.
" Seorang taipan keturunan Tionghoa yang memilih mualaf menjadi pengingat bahwa kekayaan duniawi tak selalu membawa ketenangan "

JAKARTA, TELISIK.ID - Di tengah hiruk-pikuk dunia bisnis Indonesia, kisah seorang taipan keturunan Tionghoa yang memilih mualaf menjadi pengingat bahwa kekayaan duniawi tak selalu membawa ketenangan.
Tjio Wie Tay, yang kemudian dikenal sebagai Haji Masagung, adalah pendiri jaringan Toko Buku Gunung Agung yang legendaris.
Kisahnya tentang ketakutan akan dosa karena harta berlimpah dan keputusan menjadi mualaf terus menginspirasi banyak orang.
Lahir pada 8 September 1927 di Jakarta, Tjio Wie Tay tumbuh dalam keluarga sederhana. Setelah ayahnya meninggal saat ia masih kecil, ia mulai bekerja keras, bahkan pernah berjualan rokok dan bir untuk menyambung hidup, dilansir dari rctiplus.com, Selasa (16/12/2025).
Pada 1953, ia mendirikan Toko Buku Gunung Agung yang berkembang pesat menjadi salah satu toko buku terbesar di Indonesia, dengan cabang di berbagai kota dan bahkan luar negeri.
Baca Juga: Marcel Krass, Mualaf Jerman yang Temukan Kedamaian Setelah Berjuang Lawan Keraguan
Pada 1970-an, di usia sekitar 50 tahun, ia berada di puncak kesuksesan, kekayaan melimpah dan kedudukan terhormat.
Namun, justru di saat itu, Masagung mengalami krisis spiritual mendalam. Ia merasa tidak nyaman dengan harta yang dimilikinya, takut bahwa kekayaan itu akan menjadi "senjata makan tuan" dan memberatkan di akhirat.
"Takut dosa," begitu yang sering digambarkan dalam kisahnya. Pengaruh seorang ustaz bernama Tien Fuad Muntaco menjadi titik balik. Pada 1975, ia memutuskan memeluk Islam secara diam-diam dan bersyahadat.
Setelah menjadi mualaf, ia menunaikan ibadah haji pada 1980 dan mengulanginya bersama istrinya, dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (16/12/2025).
Baca Juga: Deretan Artis Indonesia Mualaf yang Dibesarkan Keluarga Pendeta
Pasca-mualaf, hidup Masagung berubah drastis. Ia aktif berdakwah, mendirikan Yayasan Jalan Terang untuk membangun masjid, rumah sakit, dan museum Wali Songo. Ia juga menerbitkan banyak buku Islami melalui penerbitannya sendiri.
Hingga wafat pada 24 September 1990, Masagung dikenal sebagai tokoh penyebar Islam yang disegani, terutama di kalangan etnis Tionghoa.
Kisah Haji Masagung sering menjadi contoh bahwa hidayah bisa datang kapan saja, bahkan di tengah kemewahan materi. Seperti yang ia katakan, harta yang banyak bisa menjadi ujian besar. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS