Deretan Ilmuwan Asal Indonesia yang Mendunia, Nomor 1 Penemu Fondasi Cakar Ayam

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Jumat, 09 Februari 2024
0 dilihat
Deretan Ilmuwan Asal Indonesia yang Mendunia, Nomor 1 Penemu Fondasi Cakar Ayam
Banyak penemu hebat yang mendunia berasal dari berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia. Di antaranya adalah BJ Habibie Foto: Repro Grid.id

" Beberapa ilmuwan Indonesia ternyata berhasil menemukan teknologi baru yang diakui dunia "

KENDARI, TELISIK.ID - Banyak penemu hebat yang mendunia berasal dari berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia. Para penemu itu telah mengharumkan nama Indonesia bahkan sejak puluhan tahun lalu.

Beberapa temuan dari para peneliti tersebut bahkan dikenal dan digunakan secara global. Mulai dari fondasi cakar ayam hingga sistem untuk memudahkan pembangunan jalan layang.

Berikut deretan penemu asal Indonesia dan hasil temuannya yang dirangkum Telisik.id dari berbagai sumber.

1. RM Seyatmo (Fondasi Cakar Ayam)

Melansir CNBCIndonesia.com, temuan Seyatmo yang sangat terkenal adalah infrastruktur fondasi cakar ayam dalam arsitektur. Fondasi dari lulusan ITB tahun 1934 telah digunakan di banyak tempat, termasuk landasan pacu bandara Soekarno-Hatta.

2. Khoirul Anwar (Konsep Dua FFT)

Konsep dua Fast Fourier Transform (FFT) yang digunakan pada 4G LTE ternyata hasil temuan Khoirul lulusan Nara Institute of Sciene and Technology (NAIST) Jepang. Konsep yang telah dipatenkan tahun 2005 itu juga menjadi standar International Telecommunication Union (ITU).

Baca Juga: Teknologi Barat Ini Ternyata Ditemukan Ilmuwan Islam

Selain FFT, paten lain yang ditemukan Khoitul adalah sistem deteksi ilegal transmitter. Termuan itu berpotensi untuk teknologi 5G.

3. Yogi Ahmad Erlangga (Rumus Matematika dalam Perminyakan)

Yogi berhasil menemukan rumus untuk sejumlah masalah perminyakan. Ini dimulai setelah dia menyelesaikan persamaan matematika numerik secara cepat (robust), yang digunakan untuk pemrosesan data seismik menjadi seratus lebih cepat, lebih baik dan cepat dari yang digunakan oleh perusahaan minyak. Rumus yang berhasil dia temukan itu dilaporkan dilirik oleh salah satu perusahaan raksasa minyak dunia, Shell.

4. Muhammad Nurhuda (Kompor Biomassa)

Muhammad Nurhuda berhasil menciptakan kompor ramah lingkungan (biomassa) yang menarik perhatian negara-negara Asia Pasifik dan Amerika.

Ia juga berhasil mengembangkan 'Rancang Bangun Pilot Plant Gasifikasi Sampah Menjadi Syngas untuk Alternatif Pembangkit Energi Listrik yang Ramah Lingkungan'. Rancangannya menghasilkan limbah kurang dari batas minimum WHO.

Biomassa sendiri adalah bahan organik yang diperoleh dari tanaman dan digunakan sebagai energi dalam jumlah besar.

5. Warsito Purwo Taruno (Alat Terapi Kanker)

Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) merupakan teknologi yang dirancang oleh ilmuwan Indonesia, Warsito Purwo Taruno. Melansir detik.com, teknologi atau alat tersebut kemudian lebih dikenal dengan nama jaket Warsito.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Teknologi Tahun 2100, Dari AI hingga Ilmu Pengetahuan Bisa Diunduh ke Otak

Meski mengalami kontroversi di Indonesia, temuan ini mendapat tempat di masyarakat lokal dan global. Pada 8 Februari 2016, ia kemudian memulai pelatihan internasional pertama untuk penanganan kanker di Warsawa, Polandia. Selain itu, Warsito Purwo Taruno juga penemu alat pemindai berbasis medan listrik yang sangat bermanfaat di bidang medis dan industri.

Alat pemindai itu menggunakan sistem ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography. Teknologi tomografi ini berbentuk 3 dimensi dan sudah dipatenkan di Amerika Serikat pada lembaga paten internasional PTO/WO bernomor 60/664,026 tahun 2005 dan 60/760,529 tahun 2006. Bahkan ECVT ini sudah digunakan oleh NASA (Lembaga Antariksa Amerika Serikat) untuk memindai objek pada pesawat ulang-alik selama misi ke antariksa.

6. BJ Habibie

Semasa hidupnya, BJ Habibie di antaranya identik dengan julukan Bapak Teknologi. Alumnus Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen, menorehkan sejumlah karya besar yang diakui oleh dunia.

Pertama adalah pencapaiannya atas kelahiran N-250 Gatotkaca, pesawat pertama Indonesia yang melakukan penerbangan perdana pada 10 Agustus 1995. Karya besar lain adalah Teori Crack Propagation, sebuah solusi untuk mendeteksi rambatan kerusakan konstruksi pada badan pesawat.

Kontribusi BJ Habibie berhasil meringankan bobot pesawat kosong, tanpa berat penumpang dan bahan bakar, hingga 10 persen dari sebelumnya. Angka penurunan ini bisa mencapai 25 persen setelah material komposit dimasukkan ke dalam tubuh pesawat. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga