Nobar Film Lafran di Kendari Pecahkan Rekor 1.500 Penonton Mulai Politisi hingga Mahasiswa

Erni Yanti, telisik indonesia
Selasa, 04 Juni 2024
0 dilihat
Nobar Film Lafran di Kendari Pecahkan Rekor 1.500 Penonton Mulai Politisi hingga Mahasiswa
Rektor UHO Prof Muhammad Zamrun Firihu, Presidium MN KAHMI sekaligus Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Abdurrahman Shaleh, Ruksamin, Herry Asiku dan Abdul Rahman Farisi nobar film Lafran di Kendari. Foto: Ist.

" Nonton bareng (nobar) film Lafran di Kendari, memecahkan rekor hingga 1.500 penonton, mulai dari politisi, aktivis hingga mahasiswa "

KENDARI, TELISIK.ID - Nonton bareng (nobar) film Lafran di Kendari, memecahkan rekor hingga 1.500 penonton, mulai dari politisi, aktivis hingga mahasiswa.

Nobar film Lafran diinisiasi oleh Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) bekerja sama dengan KAHMI Sulawesi Tenggara di salah satu bioskop di Kota Kendari, Senin (3/6/2024) malam.

Nobar ini digelar dalam rangka Roadshow Special Screening atau penayangan khusus film Lafran. Mulai 20 Juni 2024 nanti, Film Lafran akan ditayangkan serentak di bioskop seluruh Indonesia.

Koordinator Presidium MN KAHMI, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, Film Lafran menceritakan tentang perjalanan kehidupan seorang Lafran Pane yang berjuang mempertahankan Indonesia, dan menegakkan ajaran Islam.  

Sehingga, film yang diinisiasi tokoh senior HMI, Akbar Tandjung ini, sangat penting untuk keluarga besar KAHMI dan HMI, karena sejarahnya yang panjang.

“Saat itu, Bang Akbar Tandjung sangat getol dalam memperjuangkan Lafran Pane sebagai pahlawan nasional. Bahkan dirinya berinisiatif membuat buku biografi Lafran Pane, dan film biopik ini,” jelas Ahmad Doli Kurnia yang turut serta dalam nobar film Lafran di Kendari, Senin (3/6/2024).

Ahmad Doli menambahkan, film Lafran dibuat selama tujuh tahun dengan melibatkan empat generasi. Oleh karenanya, proses pembuatan film ini dapat dimaknai sebagai proses kaderisasi.

Ketua Komisi II DPR RI ini juga menjelaskan, film tersebut berperan sebagai sarana pembelajaran dan pembangkit semangat bagi para anggota HMI, baik yang berada Badan Koordinasi (Badko) HMI maupun di cabang.

Baca Juga: Jadikan Wakatobi Pusat Industri Musik dan Film Dunia, Hugua dan Anton Timbang Gandeng Gilang Ramadhan dan Sutradara Asal Belanda

Selain itu, dengan adanya film ini, para anggota HMI bisa melihat bahwa organisasi ini tidak dibuat dengan mudah, tetapi dengan keringat, darah, dan perjuangan.

Bahkan, para pendiri HMI juga ditempa serangan fitnah, kemudian organisasi sedikit demi sedikit mulai berkembang karena dedikasi Lafran Pane yang disertai keikhlasan.

Ahmad Doli juga menyebut, film ini bukan hanya menceritakan tentang organisasi HMI, tetapi juga menceritakan kisah perjuangan bangsa Indonesia, sehingga film ini harus dilepas ke publik, agar menjadi milik rakyat Indonesia.

“Kota Kendari menjadi kota ke-8 yang saya kunjungi. Alhamdulillah Kota Kendari menjadi salah satu kota yang paling banyak penontonnya yakni 1.500 penonton,” tuturnya.

Ahmad Doli menyampaikan, target penonton dari film ini yakni 35 ribu penonton sebelum 20 Juni 2024, sehingga setiap kota ditargetkan menarik 1.000 penonton. MN KAHMI juga memasang target jumlah penonton setelah 20 Juni 2024 sebanyak 1,5 juta penonton.

Target 35 ribu penonton sebelum 20 Juni tersebut karena MN KAHMI ingin menciptakan rekor jumlah penonton, sebelum film resmi go public.

Setelah tayang di bioskop maupun kelak di platform over the top (OTT), MN KAHMI akan berbagi Film Lafran ini ke Pengurus Besar (PB) HMI. Tujuannya, agar setiap training mahasiswa dan pelajar dapat menonton film ini.

“Sehingga perjuangan para kader HMI bisa lebih kuat. Mereka pun dapat sadar dan paham betul bahwa dirinya harus ikut berjuang mempertahankan bangsa ini dan menegakkan Islam sebagai keyakinannya,” ungkap Ahmad Doli.

Salah seorang penonton yang juga kader HMI sekaligus aktivis, Inal Pram mengatakan, film ini menceritakan bagaimana semangat Lafran Pane mendirikan HMI dan memberi pesan terhadap konsisten dan komitmen Lafran Pane untuk mendirikan HMI.

"Filmnya nda lama, hanya memperlihatkan perjuangan Lafran pane dari ia mengenyam pendidikan dasar sampai kuliah dan mendirikan HMI. Setelah itu selesai. Tapi pesan yang bisa kita ambil adalah konsisten dan komitmennya Lafran pane untuk mendirikan HMI," kata Inal.

Ia berharap film Lafran Pane masih diteruskan dan disempurnakan agar kisah-kisah dan perjalanan Lafran Pane, baik sebagai tokoh pejuang maupun pendiri organisasi yang banyak melahirkan kader-kader berkualitas.

"Film tersebut belum sempurna karena mungkin masih pertama penayangan sehingga tidak seluruhnya menayangkan bagaimana perjalanan HMI. Tetapi dengan penayangan ini justru merefleksikan kembali bagaimana perjuangan para pendiri HMI khususnya Lafran Pane," kata Inal.

Ia juga melihat bagaiman kegigihan perjuangan Lafran Pane di tengah desakan para penjajah waktu itu, dan Lafran Pane masih berdiri pada sikap yang kokoh untuk menjalankan apa yang menjadi visi misinya mendirikan HMI.

Baca Juga: Rekomendasi Film Horor dan Sci-Fi hingga Drama Percintaan Terbaik Tayang di Bioskop Kendari

"Film Lafran ditayangkan mulai dari Lafran Pane berusia anak-anak mengenyam pendidikan SD sampai masuk ke perguruan tinggi," ungkap Inal Pram.

Sebelumnya ditemui di Jakarta, salah satu Eksekutif Produser film Lafran, M Arief Rosyid Hasan menyampaikan ucapan senang dan apresiasi terhadap kader HMI, Kohati dan keluarga besar HMI maupun KAHMI di Sulawesi Tenggara.

Arief yang juga Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 berpesan, agar keluarga besar HMI berduyun-duyun ke bioskop, menikmati film Lafran, film tentang perjuangan, karya sineas Indonesia.

“Di tengah dominasi film horor, MN KAHMI menyuguhkan film biopik, dan film yang tak hanya menceritakan perjuangan pendirian HMI, tapi juga mengenai bagaimana kemerdekaan Indonesia diperjuangkan oleh aktivis pemuda Islam,” katanya.

Selain keluarga besar KAHMI, nobar film yang berkisah tentang sejarah pendirian HMI ini dihadiri sejumlah akademisi, aktivis, mahasiswa, hingga politisi dari Sulawesi Tenggara.

Para akademisi seperti Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Prof Muhammad Zamrun Firihu, Wakil Rektor III UHO Dr Nur Arafah, Dekan FMIPA UHO Prof Ida Usman, dan Dekan FISIP UHO Prof Eka Suaib.

Kemudian, para politisi yang hadir antara lain Ruksamin, Abdurrahman Shaleh, Siska Karina Imran, Aksan Jaya Putra, dan Wa Ode Nurhayati. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga