Frekuensi Masturbasi pada Pria

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Minggu, 05 Maret 2023
0 dilihat
Frekuensi Masturbasi pada Pria
Masturbasi kerap disandingkan sebagai aktvitas yang banyak dilakukan oleh pria di banding wanita. Foto: Merdeka.com

" Masturbasi atau onani merupakan sebuah aktivitas alternatif untuk penuhi hasrat seksual selain berhubungan seks. Masturbasi umumnya dilakukan sendiri oleh pria atau wanita, namun aktivitas ini identik dilakukan pria di banding wanita "

KENDARI, TELISIK.ID - Masturbasi atau onani merupakan sebuah aktivitas alternatif untuk penuhi hasrat seksual selain berhubungan seks. Masturbasi umumnya dilakukan sendiri oleh pria atau wanita, namun aktivitas ini identik dilakukan pria di banding wanita.

Dilansir dari Health.detik.com, masturbasi dilakukan dengan memberi rangsangan seksual kepada alat kelamin sendiri dengan sentuhan, gosokan, atau pijatan.

Data dari survei nasional kesehatan dan perilaku seksual yang dikumpulkan oleh FiveThirtyEight terhadap pria berusia 25-29 tahun menemukan frekuensi masturbasi sebagai berikut:

Baca Juga: 6 Risiko Cedera Saat Berhubungan Seks

- 17 persen tidak melakukan masturbasi dalam setahun terakhir.

- 15 persen melakukan masturbasi beberapa kali per tahun hingga bulanan.

- 25 persen melakukan masturbasi beberapa kali per bulan hingga mingguan.

- 23 persen masturbasi 2-3 kali per minggu.

- 20 persen melakukan masturbasi lebih dari 4 kali per minggu.

"Ada banyak variasi dalam berapa banyak orang melakukan masturbasi dan itu berfluktuasi sepanjang hidup kita karena hal-hal seperti kesehatan, stres, jadwal, keinginan, kemitraan dengan orang lain, dan sebagainya," kata terapis seks dan hubungan Shadeen Francis, LMFT.

Menurut pakar urologi Jamin Brahmbhatt, MD, tidak ada standar yang ditetapkan untuk frekuensi masturbasi. Ia mengatakan masturbasi bisa dilakukan harian, mingguan, atau bulanan tergantung preferensi pribadi.

Sebuah studi pada 2016 menemukan pria yang ejakulasi 21 kali sebulan atau lebih secara signifikan lebih kecil kemungkinannya terkena kanker prostat dibandingkan dengan orang yang ejakulasi 4 hingga 7 tujuh kali per bulan.

Namun bukan berarti setiap pria harus masturbasi sesering itu. Ini merupakan tanda bahwa masturbasi secara teratur dapat bermanfaat bagi kesehatan.

Bisakah Pria Masturbasi Berlebihan?

Meskipun terbukti memberi dampak positif bagi tubuh, masturbasi yang berlebihan justru bisa mengganggu kehidupan sehari.

"Tidak ada ukuran objektif berapa banyak orang harus melakukan masturbasi. Namun, jika kebiasaan masturbasi menyebabkan Anda tertekan secara mental, emosional, relasional, atau fisik, itu merupakan indikator bahwa Anda mungkin melakukan masturbasi berlebihan," terang Francis.

Berikut adalah tanda bahwa masturbasi terlalu berlebihan menurut Francis:

- Masturbasi terasa seperti kebutuhan, bukan pilihan.

- Masturbasi tidak lagi terasa menyenangkan karena nyeri, mati rasa, atau hilangnya sensasi yang menyenangkan.

- Masturbasi mengganggu kemampuan Anda untuk memiliki kehidupan seks yang memuaskan dengan pasangan.

- Frekuensi masturbasi menentukan seberapa Anda akan bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari

Jika Anda merasakan tanda-tanda di atas, segera kurangi frekuensi masturbasi agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dikutip Cianjur.suara.com, untuk menghentikan kebiasaan masturbasi berlebihan, anda harus mengenali dulu pemicunya. Misalnya, kebosanan adalah pemicunya, maka carilah aktivitas baru.

Baca Juga: 4 Cara Hilangkan Bau Badan dengan Bahan Alami

Yang harus anda lakukan adalah meminta bantuan dari teman, keluarga, atau spesialis setelah Anda mengetahui pemicunya. Pecandu masturbasi kemudian dapat mencari konseling profesional jika diperlukan.

Beberapa fase yang akan dialami saat menghindari kebiasaan onani yaitu, fase prakontemplasi, di mana seseorang belum sadar mencari kesembuhan, merupakan salah satu dari sekian banyak fase yang dialami para pecandu. Fase confession adalah fase dimana orang tersebut ingin berubah namun bingung.

Fase Action adalah tahapan orang yang kecanduan itu akan benar-benar melakukan tindakan untuk menghilangkan kecanduan. Yang terakhir adalah fase maintenance dimana sesorang telah memiliki kebiasaan baru untuk menghindari kecanduan tersebut. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin 

 

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga