Geliat Budidaya Rumput Laut di Kolaka Utara

Muh. Risal H, telisik indonesia
Selasa, 25 Agustus 2020
0 dilihat
Geliat Budidaya Rumput Laut di Kolaka Utara
Aktivis petani rumput laut di Desa Powala'a, Kecamatan Pakue Tengah, Kolaka Utara. Foto: Muh. Risal/Telisik

" Kami sementara proses pengembangan, terlebih lagi kami kekurangan modal. "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Pemerintah Desa (Pemdes) Powala'a, Kecamatan Pakue Tengah, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), terus berupanya menggali potesi ekonomi desanya.

Setelah sukses menyelenggarakan panen perdana Kakao, pada Juli 2020 lalu. Kini Pemdes Powala'a mulai melirik potensi pengembangan pesisir pantai untuk budi daya rumput laut bagi masyarakat pesisir.

Sebagai langkah awal, Pemdes Powala'a telah membentuk satu kelompok petani rumput laut yang diberi nama Kelompok Tani Atandahi dengan luas area budi daya 8 hektar.

"Untuk luas kawasan budi daya yang kami laporkan itu 8 hektar dan saat ini, kami akan mengajukan lagi proposal untuk pembentukan satu kelompok tani baru," kata Kades Powala'a, Jupri Adi, Selasa (25/8/2020).

Lebih lanjut Jupri Adi mengungkapkan, jika kendala yang dihadapi petani sekarang adalah sisi pemasaran hasil budi daya yang tidak semeriah pedagang Kakao atau hasil tani lainnya, sehingga petani kadang menampung hasil panen mereka sampai pembelinya ada, baik itu pembeli lokal maupun dari luar.

"Tapi ke depannya kami berencana membantu petani dengan mencarikan mereka pedagang besar agar harga dan pendapatan para petani rumput laut lebih baik. Kebetulan di Sultra ini, pembeli rumput laut terbesar itu ada di Kabupaten Bombana," terangnya.

Pemdes berharap, ke depannya pemerintah, baik Pemkab Kolaka Utara maupun Provinsi Sultra dapat memberikan perhatian lebih pada petani rumput laut Desa Powala'a khususnya bimbingan terkait proses pembudidayaan.

Baca juga: Tim Satgas COVID-19 Muna Proaktif Urus Jenazah

"Jadi petani rumput laut di Desa Powala'a ini, bergerak dengan menggunakan dana pribadi atau swadaya masyarakat. Sehingga kami berharap ke depannya Pemda bisa memperhatikan petani rumput laut yang ada di desa ini," harapnya.

Terpisah, Ketua Kelompok Tani Atandahi, Mustaring menjelaskan, budi daya rumput laut yang mereka geluti saat ini baru berjalan lima bulan. Tanam perdana dimulai pada Maret 2020 lalu.

"Kami sementara proses pengembangan, terlebih lagi kami kekurangan modal," ucapnya.

Mustaring juga menerangkan, jika masa panen rumput laut bergantung dari jenisnya. Rumput laut merah bisa dipanen setiap bulan sementara rumput laut hijau nanti dua bulan baru bisa panen.

"Untuk hasil panen itu tidak menentu, tergantung orang yang hendak membeli dan jumlah bibit kami budidayakan, tapi biasanya kalau kami budidayakan 23 tali maka hasil timbang basahnya bisa mencapai 250 kilo gram," pungkasnya.

"Saat ini harga rumput laut basah atau mentah dijual dengan harga Rp 5000 per kilo gramnya, sementara rumput laut kering dibanderol dengan harga Rp 15.000 per kilo gramnya," tuturnya.

Reporter: Muh. Risal

Editor: Kardin

TAG:
Baca Juga