Gigitan Hewan Penular Rabies di Nusa Tenggara Timur Capai 3.437 Kasus, Gubernur Minta Serum ke Menkes

Berto Davids, telisik indonesia
Jumat, 02 Juni 2023
0 dilihat
Gigitan Hewan Penular Rabies di Nusa Tenggara Timur Capai 3.437 Kasus, Gubernur Minta Serum ke Menkes
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat meminta serum ke Menkes untuk penanganan rabies. Foto: Ist.

" Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Nusa Tenggara Timur sepanjang tahun 2023 berjumlah 3.437 kasus "

KUPANG, TELISIK.ID - Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Nusa Tenggara Timur sepanjang tahun 2023 berjumlah 3.437 kasus.

Informasi yang diperoleh Telisik.id dari Kemenkes menyebut, jumlah kasus GHPR pada Januari-April 2023 sebanyak 3.437 kasus, dan itu telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Juru bicara Kemenkes, Mohamad Syahril mengatakan, pihaknya melakukan antisipasi dan tindak lanjut, di antaranya adalah melakukan koordinasi dengan Dinkes Nusa Tenggara Timur untuk penanggulangan KLB dan melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari kasus GHPR tambahan.

Selanjutnya Syahril juga telah melakukan tata laksana kasus GHPR dengan vaksin antirabies (VAR) atau serum antirabies (SAR) sesuai dengan kriteria.

Baca Juga: Rabies Merebak, Sebuah Desa di Nusa Tenggara Timur Diisolasi

Kemenkes juga berkoordinasi dengan Dinas Peternakan untuk penanggulangan pada hewan penular rabies.

Syahril juga memastikan stok atau ketersediaan VAR dan SAR di Nusa Tenggara Timur masih cukup. Stok VAR di pusat, kata dia, tercatat masih tersedia sebanyak 17.990 vial dan SAR sebanyak 100 vial.

"SAR diberikan kepada korban yang mengalami gigitan dengan luka risiko tinggi. Tujuannya adalah untuk memberikan kekebalan pasif dalam rentang sepekan pertama lantaran pada masa itu belum terbentuk imunitas terhadap virus rabies," kata dia.

Baca Juga: Kasus Rabies di Sikka Nusa Tenggara Timur Luar Biasa, Bupati: Cuci Luka Pakai Sabun

Sementara itu Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat meminta Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi mengirimkan 10 ribu dosis serum antirabies. Serum itu diperlukan untuk menangani KLB rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Ia menerangkan, SAR dan vaksin antirabies (VAR) diperlukan untuk pengobatan dan pencegahan rabies.

"Serum dan vaksin sudah saya minta dari Menkes untuk mengobati tetapi pencegahan harus dilakukan," katanya. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga