Hasil Rajutan Siswa SDN 80 Buton Dipamerkan di Festival Teluk Pasarwajo

Febriyani, telisik indonesia
Senin, 04 September 2023
0 dilihat
Hasil Rajutan Siswa SDN 80 Buton Dipamerkan di Festival Teluk Pasarwajo
Siswa SD Negeri 80 Buton sedang merajut di Festival Teluk Pasarwajo. Foto: Febriyani/Telisik

" Siswa SD Negeri 80 Buton sudah mampu memproduksi minyak kelapa murni, membuat nasi bambu khas Buton dan membuat beberapa hasil rajutan seperti tas, topi dan gantungan kunci "

BUTON, TELISIK.ID - Salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Buton, SD Negeri 80 Buton, menerapkan beberapa ekstra kurikuler seperti merajut, membuat minyak kelapa murni, dan membuat nasi bambu khas Buton, untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas para siswa.

Kepala Sekolah SD Negeri 80 Buton, Rudi Zulkarnain menegaskan, siswa sudah mampu memproduksi minyak kelapa murni, membuat nasi bambu khas Buton dan membuat beberapa hasil rajutan seperti tas, topi dan gantungan kunci.

Hasil kerajinan itu sudah dipasarkan di daerah Kabupaten Buton hingga provinsi, kini dipamerkan dalam Festival Teluk Pasarwajo sehingga menarik minat wisatawan asing. Ada beberapa wisatawan asing yang minat sebagai buah tangan.

"Semenjak ada sekolah penggerak ini, kami sudah terapkan ekatra kurikuler ini. Dengan fasilitas dan bimbingan yang intens dari para guru, akhirnya siswa mampu merajut bahkan membuat minyak kelapa. Kami dari sekolah memfasilitasi semua kebutuhan siswa. kini hasil rajutannya kami pamerkan di Festival Teluk Pasarwajo," ungkapnya, Senin (4/8/2023).

Ia menambahkan, untuk kelas merajut ini bermula dari seorang guru yang punya kemampuan merajut, lalu disalurkan sesama guru hingga ke siswa. Para siswa sangat antusias dalam belajar.

Baca Juga: Festival Teluk Pasarwajo, Bule Kagumi Kekayaan Budaya Buton

"Selama ini ketika jam kosong banyak kita temukan banyak siswa yang main-main tidak jelas, lebih baik kita beri kelas ekstra kurikuler hingga siswa bisa lebih produktif," tambahnya lagi.

Guru pelatih, Siti Hajija mengatakan, siswa dilatih sejak tahun 2021, tentunya sangat banyak hambatan yang dilalui. Terlebih, merajut membutuhkan kesebaran, ketelitian dan fokus yang tinggi dalam mengait-ngaitkan benang hingga menghasilkan sesuatu yang bernilai.

Baca Juga: Tari Lawati dan Ponare Pukau Peserta Sail to Indonesia di Malam Festival Teluk Pasarwajo

"Ini kami latih sejak tahun 2021, awalnya siswa sangat kesulitan dalam merajut namun dengan pelatihan yang intens kini mereka sudah bisa membuat topi, tas dan gantungan kunci. Setelah jadi kami pasarkan dan hasilnya kami bagi juga ke siswa," bebernya.

Para siswa mengaku bangga sudah bisa merajut gantungan kunci, tas dan topi.

"Saya ini lagi bikin gantunyan kunci, awalnya saya tidak suka merajut karena sa pikir sangat sulit. Namun sekrang saya sudah bisa bikin gantungan kunci dan tas kecil," jelas salah satu siswa SD Negeri 80 Buton, Ririn. (A)

Penulis: Febriyani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga