HIMPSI Sultra Observasi Psikologi 21 Anak Terpapar COVID-19

Hir Abrianto, telisik indonesia
Minggu, 17 Mei 2020
0 dilihat
HIMPSI Sultra Observasi Psikologi 21 Anak Terpapar COVID-19
Persiapan observasi Tim Satgas Pelayanan Psikolog Sultra. Foto: Hir/Telisik

" Kondisi mereka masih membaik, hanya yang sudah berusia remaja-remaja sedikit menampakkan reaksi kejenuhan. "

BOMBANA, TELISIK.ID - Tiba di Bombana, Satuan Gugus Tugas Layanan Psikologi Himpunan Psikolog Seluruh Indonesia (HIMPSI) Provinsi Sultra lakukan observasi tahap awal, sebelum melaksanakan pendampingan psikologi terhadap puluhan anak di bawah umur yang terpapar virus Corona, Minggu (17/5/2020).

Beranggotakan tujuh personil, Ketua Satgas Penyedia Layanan Psikolog Sultra Nani Haerani berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bombana, melalui Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak serta Dinas Kesehatan setempat untuk memastikan peluang kerja pendampingan yang akan berlangsung selama tiga hari kedepan.

Ketua Satgas Penyedia Layanan Psikolog Sultra, Nani Haerani membeberkan kondisi 21 anak yang saat ini tengah jalani masa karantina di Rumah Susun Lantawua, Bombana. Berdasarkan pantauannya, kondisi anak-anak tersebut terbilang membaik, hanya saja sudah ada yang ditemukan mulai menampakkan reaksi kejenuhan.

"Kondisi mereka masih membaik, hanya yang sudah berusia remaja-remaja sedikit menampakkan reaksi kejenuhan," bebernya.

Selain reaksi kejenuhan, menurut Nani dari sebagian anak sudah perlahan menyadari dirinya bahwa sedang dalam kondisi harus berada pada posisi tersebut (karantina).

Baca juga: Jadi Trasmisi Lokal, Ratusan Pedagang di Kendari Ikuti Rapid Tes

"Tapi sudah ada yang mulai nyaman dengan keadaan ini, tinggal memberikan edukasi terhadap mereka bahwa penyakit ini pasti berakhir," lanjutnya.

Sementara itu, Ketua HIMPSI Sultra Ayub Djafar merekomendasikan kepada Satgas Bombana untuk menyediakan fasilitas tontonan anak.

"Masih ada yang sangat perlu, untuk menghibur anak-anak yang masih sangat kecil maka selain bermain, perlu sediakan fasilitas tontonan kartun-kartun agar tidak jenuh dengan mainan fisik," ucap Ayub.

Dia menambahkan, guna memperlancar kerja pendampingan, observasi dilakukan tidak saja secara face to face, melainkan dilakukan pantauan psikolog melalui media online.

Reporter: Hir

Editor: Sumarlin

Artikel Terkait
Baca Juga