Hugua Minta Gubernur Ali Mazi Persiapkan Langkah PSBB di Sultra

Kardin, telisik indonesia
Jumat, 17 April 2020
0 dilihat
Hugua Minta Gubernur Ali Mazi Persiapkan Langkah PSBB di Sultra
Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Ir Hugua. Foto: Kardin/Telisik

" Coba lihat data. Pada tanggal 11 April 2020, jumlah yang positif Corona baru 17 orang, kini meningkat tajam menjadi 27 orang pada tanggal 16 April. Ini kan meningkat tajam 85 persen hanya dalam 5 hari. "

KENDARI, TELISIK.ID - Laju pertambahan jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di Sulawesi Tenggara (Sultra) sangat mencengangkan. Hingga Kamis (16/4/2020), jumlah yang positif terinfeksi virus tersebut sudah mencapai 27 orang.

Menanggapi hal itu, Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Ir Hugua, mengingatkan agar Gubernur Sultra, Ali Mazi, mempersiapkan  langkah-langkah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sultra, khususnya di Kota Kendari yang memegang rekor tertinggi, yakni 21 dari 27 orang yang positif COVID-19.

Hal itu, kata Hugua, sangat mendesak mengingat hanya kurang dari sepekan, laju pertumbuhan orang yang positif  COVID-19 meningkat tajam hingga mencapai 85 persen.

"Coba lihat data. Pada tanggal 11 April 2020,  jumlah yang positif Corona baru 17 orang, kini meningkat tajam menjadi 27 orang pada tanggal 16 April. Ini kan meningkat tajam 85 persen hanya dalam 5 hari," herannya, Jumat (17/4/2020).  

Baca juga: Pol PP Bungkam Soal Penegakan Perda Bangunan tak Berizin

Ketua Ikatan Saudagar Muslim  (ISMI) Sultra itu juga mengingatkan bahwa laju pertumbuhan pandemi seperti ini selalu mengikuti hukum deret ukur, bukan deret hitung.

"Jadi mesti ada langkah-langkah darurat dari sekarang. Sebab kalau tidak, nanti sudah terlambat mengingatkan," cetusnya.

Ketua GIPI Sultra ini juga menambahkan, Pemda perlu segera mempersiapkan Pusat Isolasi  (isolation center) di Kendari sebelum PSBB diberlakukan.

Pusat isolasi mendesak, disebabkan makan waktu untuk mempersiapkannya karena perlu modifikasi ruang pemeriksaan, ruang isolasi sementara, ruang aparat medis, ruang pengunjung dan ruang lainnya.

Hugua menambahkan bahwa Pusat Isolasi itu nantinya berfungsi sebagai pusat penampungan awal untuk pasien mendapatkan pemeriksaan dini sebelum yang bersangkutan dirujuk  ke rumah sakit rujukan atau isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Baca juga: Positif COVID-19 Bertambah 3 Kasus Totalnya 27 Kasus Positif

Di samping hal tersebut, tambah mantan Bupati Wakatobi itu, yakni penyediaan fasilitas akomodasi buat aparat medis, pengadaan Alkes seperti ventilator, rapid test, APD, obat-obatan dan sebagainya.

"Persiapan yang sama juga mestinya sudah perlu dilakukan oleh para bupati dan wali kota di Sultra, tentu dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah," tambahnya.

Hugua mengapresiasi langkah cepat Gubernur Riau yang meminta status PSBB dari Menteri Kesehatan RI sekitar seminggu yang lalu, meskipun jumlah yang positif COVID-19 di provinsi tersebut baru mencapai belasan orang.  

"Beliau paham  kecepatan eskalasi virus ini yang meluas sangat cepat," katanya.

Hugua juga menyambut baik Surat Edaran Wali Kota Kota Kendari  Nomor: 300/1254/200 tanggal 14 April 2020 perihal piket malam soal Kantibmas di kantor pemerintah oleh ASN lingkup Pemda Kota Kendari. Hal itu menjadi  langkah penting sebelum PSBB diberlakukan.

Baca juga: Positif COVID-19 di Kendari Bertambah 2 Kasus, 3 Dinyatakan Sembuh

Lebih jauh, Hugua justru meminta kepada Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir guna membuat instruksi untuk mewajibkan semua lurah mengaktifkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di lingkungan Rukun Tetangga (RT).

Kata Hugua, Siskamling adalah sistem gotong royong yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat dan terbukti sukses menekan angka kriminal secara signifikan pada jaman orde baru lalu.

"Tinggal  Pak RT sebagai koordinator COVID-19 membuat daftar ronda selama 24 jam, memastikan warga baru yang bermukim di lingkungan RT dan memeriksa suhu tubuhnya, merujuk ke rumah sakit jika mencurigakan, mengawasi dan secara gotong royong menjamin kebutuhan dasar serta keamanan warga tersebut selama isolasi mandiri, sehingga tidak menularkan virus ke tetangga," katanya menjelaskan.

Menurut Ketua Bidang Kebijakan Publik BPP PHRI Pusat ini, hal yang terpenting adalah memobilisasi sumber daya lokal untuk menjamin sistem Siskamling berjalan berkelanjutan sehingga akan sangat membantu APBD.  

"Kalau ini berjalan efektif maka saya yakin Kota Kendari menjadi percontohan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia," tutupnya.

 

Reporter: Kardin

Editor: Rani

Artikel Terkait
Baca Juga