Hujan Lebat Rendam Puluhan Hektare Sawah di Kolaka Utara, Petani Terancam Gagal Tanam

Muh. Risal H, telisik indonesia
Selasa, 30 Desember 2025
0 dilihat
Hujan Lebat Rendam Puluhan Hektare Sawah di Kolaka Utara, Petani Terancam Gagal Tanam
Puluhan hektare sawah di Kolaka Utara terendam air hujan. Foto: BPBD Kolaka Utara.

" Sedikitnya 20 hektare sawah di Kelurahan Ranteangin dan Desa Landolia terendam air "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara, memicu genangan air di area persawahan warga. Sedikitnya 20 hektare sawah di Kelurahan Ranteangin dan Desa Landolia terendam air sejak Senin (29/12/2025) malam.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Utara mencatat, genangan terjadi akibat sistem drainase sekunder dan tersier yang tidak mampu menampung debit air hujan. Kondisi ini diperparah saat hujan deras turun dalam durasi cukup lama.

Kepala Pelaksana BPBD Kolaka Utara, Mukramin menjelaskan, lahan pertanian yang terdampak mayoritas baru memasuki fase awal tanam, yakni sekitar 10 hari setelah tanam (HST).

“Air meluap karena kapasitas drainase tidak lagi memadai. Sekitar 20 hektare sawah tergenang dan sebagian masih terendam hingga pagi hari,” kata Mukramin, Selasa (30/12/2025).

Menurutnya, genangan air dalam waktu lama berpotensi mengganggu pertumbuhan padi. Jika tidak segera surut, kondisi tersebut dapat memicu gagal tanam dan berdampak pada produksi pertanian petani setempat.

Baca Juga: Kebun Merica dan Cengkeh Seluas Satu Hektare Terbakar di Kolaka Utara

Untuk mengantisipasi dampak lebih luas, BPBD Kolaka Utara telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) guna mengidentifikasi penyebab utama serta menyiapkan langkah penanganan.

“Kami bersama Dinas PUPR melihat langsung kondisi saluran drainase untuk menentukan solusi jangka pendek maupun jangka panjang,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) PUPR Kolaka Utara, Iwan Taruna Jaya menuturkan, luapan air terjadi karena saluran pembuang tidak mampu menampung debit hujan, terutama saat bersamaan dengan air pasang.

Ia menyebut, solusi permanen yang diperlukan adalah pelebaran dan peninggian talud saluran pembuangan sepanjang sekitar 200 meter. Saluran yang ada saat ini merupakan bangunan lama yang dimensinya sudah tidak sesuai dengan kondisi hidrologi terkini.

Baca Juga: Warga Kolaka Utara Blokir Jalan di Bundaran Tugu Nilam dan Tuntut Ganti Rugi Lahan 15 Tahun Tak Dibayar

“Ada saluran yang dibangun melalui program PNPM dengan lebar bawah sekitar 70 sentimeter dan lebar atas 120 sentimeter, namun kapasitasnya sudah tidak mencukupi,” jelas Iwan.

Untuk sementara, pihak PUPR masih melakukan pendeteksian kondisi lapangan dan akan melaporkan hasilnya kepada pimpinan guna menentukan langkah lanjutan.

Di sisi lain, para petani berharap pemerintah daerah dapat segera melakukan normalisasi drainase dan penanganan darurat agar air cepat surut. Mereka khawatir, jika genangan berlarut-larut, tanaman padi yang baru ditanam tidak dapat diselamatkan. (B)

Penulis: Muh. Risal H

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga