Haedar Nashir Tumbuh Bersama Muhammadiyah
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Jumat, 17 Juli 2020
0 dilihat
Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si adalah Ketua Umum Muhammadiyah terpilih periode 2015 - 2020. Foto: Ist
" Agama harus selalu menjadi dan memberikan solusi bagi umat manusia. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si adalah Ketua Umum Muhammadiyah terpilih periode 2015 - 2020. Di internal Muhammadiyah dan terutama di kalangan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), nama Haedar Nashir sudah sangat dikenal.
Tumbuh bersama Muhammadiyah, ia meniti karir dari bawah hingga pucuk pimpinan. Namanya memang belum sepopuler Amien Rais, Syafii Maarif dan Din Syamsuddin. Tapi soal kemuhammadiyahan dan keilmuan, tak perlu diragukan lagi. Karena ia bukan orang baru.
Laki-laki kelahiran Bandung, 28 Februari 1958 ini bergabung dengan Muhammadiyah sejak tahun 1983 dengan Nomor Baku Muhammadiyah (NBM) 545.549. Pada tahun itu, ia dipercaya sebagai Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Lalu pada tahun 1985-1990 karirnya meningkat. Haedar menduduki posisi Deputi Kader PP Pemuda Muhammadiyah hingga menjadi Ketua Badan Pendidikan Kader (BPK) PP Muhammadiyah.
Selain aktif dalam organisasi Muhammadiyah, Haedar juga sebagai Dosen Program Doktor Politik Islam pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Aumnus S3 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan status cumlaude ini aktif menulis berbagai karya tulis ilmiah, baik berupa buku maupun artikel yang dimuat di berbagai media massa. Bahkan, ia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah.
Baca juga: Dibangun Tahun 1724, Masjid Sulthani Plasakuning Masih Terjaga Kelestariannya
Menyoal pandemi COVID-19, dikatakan Haedar sebagai tantangan bagi agama. Apakah agama dapat dijadikan solusi atau malah menjadi dan penyulut masalah? Bagi Haedar Nashir, jawabannya adalah yang pertama. "Agama harus selalu menjadi dan memberikan solusi bagi umat manusia," katanya
Menurut Haedar, dalam urusan COVID-19 ini, Muhammadiyah memang tegas. Muhammadiyah paham betapa daruratnya keadaan masa sekarang. Betapa berharganya nyawa-nyawa yang harus hilang akibat paparan virus COVID-19 ini.
Bagi Muhammadiyah, kata Haedar, menyelamatkan satu nyawa itu sama derajatnya dengan menyelamatkan seluruh kehidupan di dunia. "Dengan kata lain, nyawa manusia itu tidak boleh dianggap sebagai angka statistik semata," ujarnya.
Ketika pandemi COVID-19 ini terjadi, Muhammadiyah telah mengambil posisi untuk menjadi solusi. "Agama diturunkan Allah SWT untuk menjadi solusi," tandas Haedar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengakui, Muhammadiyah telah mengambil peran dalam problema COVID-19.
Muhammadiyah telah berusaha melakukan ijtihad keagamaan supaya solutif atas segala persoalan. "Hanya saja, langkah strategis yang ditempuh oleh Muhammadiyah tidak mudah," tandasnya.
Mengingat di kalangan internal umat Islam sendiri, ditinjau dari aspek sosiologisnya, cara beragama mereka juga beragam.
Menurutnya, dari cara pandang umat Islam terhadap konteks atau realitas yang dihadapi, mereka bisa dikelompokan menjadi qodariyah, jabariyah, dan puritan.
"Sebagai firqah Islam, corak berpikir kelompok-kelompok tersebut masih banyak dianut oleh sebagian kalangan umat Islam dalam memandang realitas sosialnya," pungkas Haedar.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Haerani Hambali