Inilah Sumber Fitnah dan Dosa Dalam Islam
Haerani Hambali, telisik indonesia
Selasa, 31 Mei 2022
0 dilihat
Barangsiapa terhindar dari kesombongan, tamak dan dengki, maka dia akan terlindung dari segala macam kejelekan. Foto: Repro detik.com
" Sumber dari segala dosa adalah cinta dunia "
KENDARI, TELISIK.ID - Sumber dari segala dosa adalah cinta dunia. Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa sumber segala dosa ada tiga perkara. Pertama, yaitu kesombongan (al kibr). Sifat inilah yang dimiliki oleh Iblis sehingga dia menyimpang ke jalan kesesatan.
Kedua adalah tamak (al hirsh). Sifat inilah yang membuat Nabi Adam keluar dari surga. Sedangkan yang ketiga adalah dengki (al hasad). Sifat inilah yang membuat salah satu anak Adam membunuh saudaranya.
Ibnul Qoyyim mengatakan, “Barangsiapa yang terbebas dari tiga sifat ini, maka dia akan terlindung dari segala macam kejelekan. (Ketahuilah), kekafiran itu berasal dari sifat sombong. Maksiat berasal dari sifat tamak. Sikap melampaui batas dan kezholiman berasal dari sifat dengki (hasad).”
Mengutip Republika.co.id, Syekh Nawawi al-Bantani dalam salah satu karyanya yang terkenal yaitu Nashaihul ‘Ibad, dalam kitabnya yang di dalamnya terdapat banyak nasihat ini, Syekh Nawawi al-Bantani menyampaikan nasihatnya berdasarkan hadis Nabi, khususnya tentang sumber segala dosa dan fitnah.
Rasulullah SAW bersabda: “Sumber segala dosa adalah cinta dunia (sesuatu yang lebih dari kebutuhan), dan sumber segala fitnah adalah tidak mau membayar sepersepuluh harta dan enggan membayar zakat pada umumnya.”
Syekh Nawawi menjelaskan, hal itu termasuk ‘athaf ‘am ‘ala al-Khas, kata al-‘Usyr (sepersepuluh) dalam hadis tersebut adalah khusus bagi zakat tanaman dan buah-buahan. Sementara kata al-zakat mencakup semua itu, termasuk zakat harta, ternak, dan zakat badan (fitrah).
Melansir Islampos.com, Imam Bukhori, At-Turmudzi dan Ibnu Majah membuat judul dalam kitab hadisnya Kitabul Fitan, Abu Dawud dan Al-Hakim menyebutnya dengan judul Kitabul Fitan wal Malaahim( bab fitnah dan huru hara), sedangkan Imam Muslim menyebutnya Kitabul Fitan wa ’Asyraatus Saa’ah (bab fitnah dan tanda-tanda hari kiamat).
Baca Juga: Meninggal karena Tenggelam, Benarkah Mati Syahid?
Di antara hadis-hadis yang disebutkan dalam shohih Bukhori tentang fitnah dapat disebutkan antara lain:
-Imam Bukhori mengawali hadis Fitnah dengan menyebut surat Al-Anfaal 25, agar orang beriman hati-hati terhadap fitnah dan menjauhinya.
-Fitnah semakin hari semakin berat dan semakin buruk.
-Harta yang paling bersih di akhir zaman bagi Muslim adalah domba yang digembalakan di hutan dekat gunung dan air hujan.
-Diantara fitnah di akhir zaman, diangkatnya ilmu, dominannya kebodohan dan banyaknya pembunuhan.
-Umat Islam harus bersabar pada pemimpin jamaah Islam walaupun benci asal tidak menyuruh kepada kemungkaran dan kekafiran.
-Cara yang baik untuk selamat dari fitnah yaitu komitmen dengan jamaah Islam.
-Di masa fitnah dilarang memegang senjata yang membahayakan umat Islam.
Tokoh sahabat yang paling menguasai masalah fitnah adalah Hudzaifah bin Al-Yaman. Beliau banyak bertanya tentang keburukan daripada kebaikan. Hal ini dilakukan agar orang-orang beriman terhindar dari fitnah dan keburukannya.
Baca Juga: Masya Allah, Inilah 7 Manfaat Gerakan Salat untuk Kesehatan
Bunyi lengkap hadis adalah: “Manusia biasa bertanya pada Rasulullah SAW tentang kebaikan, sedang aku bertanya kepada beliau tentang kejahatan, karena khawatir akan mengenaiku.” Saya berkata: “Wahai Rasulullah SAW apakah kami dahulu di masa jahiliyah dan penuh kejahatan, kemudian Allah mendatangkan dengan kebaikan ini (Islam). Apakah setelah kebaikan ini ada lagi keburukan?”
Rasul SAW menjawab: “Ya.” ”Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan?” Rasul SAW menjawab: “Ya, tetapi ada solusinya.” “Apa solusinya?” Rasul menjawab: “Kaum yang mengambil hidayah dengan hidayah yang bukan dariku, engkau kenali dan engkau ingkari.” Saya berkata: “Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?”
Rasul SAW menjawab: “Ya, para penyeru ke neraka jahanam, barangsiapa yang menyambut mereka ke neraka maka mereka melamparkannya ke dalam neraka.”
Saya berkata:”Ya Rasulullah SAW, terangkan ciri mereka pada kami?” Rasul SAW menjawab: “(Kulit) mereka sama dengan kulit kita, berbicara sesuai bahasa kita.” wallahu 'alam. (C)
Penulis: Haerani Hambali