Inspiratif, Istimewanya Keluarga Imran Hingga Diabadikan dalam Alquran

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Jumat, 04 Desember 2020
0 dilihat
Inspiratif, Istimewanya Keluarga Imran Hingga Diabadikan dalam Alquran
Membaca Alquran adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus mengetahui apa yang terkandung dalam setiap surat, termasuk Surat Ali-Imran. Foto: Repro Kabarmekkah.com

" Maryam bukan nabi bukan rasul, Imran bukan nabi bukan rasul, pun demikian Hanna. Keluarga ini manusia seperti kita, namun mendapatkan keistimewaan dari Allah karena mereka membangun tarbiyah usariyah, tarbiyah keluarga yang bercita-cita mendekatkan diri pada Allah. "

KENDARI, TELISIK.ID - Surat Ali-Imran artinya keluarga Imran. Surat ini termasuk salah satu surat Madaniyah, ia disebut Ali Imran karena memuat kisah keluarga Imran merupakan asal usul keluarga Nabi Isa dan persamaan kejadiannya serta beberapa mukjizatnya. Di dalamnya juga disebutkan kelahiran Maryam ibunda Nabi Isa as.

Salah satu orang saleh yang namanya tertulis abadi dalam Alquran adalah Imran bin Matsan.

Ia dan keluarganya bahkan dimuliakan Allah Subhanahu Wata'ala menjadi nama surat ketiga dalam Alquran, yakni surat Al Imran yang berarti keluarga Imran.

Kisah keluarga Imran pun menjadi inspirasi bagi setiap keluarga Muslim, terutama para orang tua yang berharap memiliki keturunan yang mulia.

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)." (QS Ali Imran: 33)

Surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran ini disebut dengan Az-zahrawain yang artinya 2 surat yang cemerlang.

Hal itu karena di dalam kedua surat itu menyingkap berbagai perkara yang disembunyikan oleh ahli kitab, seperti kisah sebenarnya dari hari kelahiran Nabi Isa as., nubuwah kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan lain sebagainya.

Imran dan istrinya Hanna menjadi salah satu contoh dari orang tua yang berhasil mewujudkan cita-cita membangun sebuah keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang, dan ketakwaan kepada Allah.

Hingga kemudian melahirkan generasi yang mulia dan memiliki peran besar bagi umat manusia.

Adapun di antara pokok kandungan Surat Ali Imran adalah meriwayatkan tentang Alquran dan kitab-kitab sebelumnya, dimana Allah menjelaskan bahwa sebelum menurunkan Alquran, Dia telah menurunkan kitab-kitab lain sebagai petunjuk umat manusia.

Disebutkan pula bahwa Alquran  memuat ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat. Muhkamat artinya “ayat-ayat terang dan jelas”, sehingga data dapat dipahami dengan mudah.

Baca juga: Halal dan Haram, Tolak Ukur Perbuatan Seorang Muslim

Sedangkan mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud, kecuali setelah diselidiki secara mendalam.

Ayat ini juga diartikan sebagai ayat-ayat yang hanya Allah yang mengetahui pengertiannya. Misal ayat-ayat yang berkaitan dengan perkara ghaib, hari kiamat, surga, neraka, dan lain sebagainya.

Surat ini juga memuat hukum-hukum tentang musyawarah, mubahalah dan larangan melakukan riba.

Lalu kisah-kisah tentang keluarga Ali Imran yang berhubungan dengan kelahiran Nabi Isa, kemudian Perang Badar dan Uhud, serta hikmah yang dapat diambil darinya.

Bahwa dalam surat ini juga makna Imran dan istrinya Hanna menjadi salah satu contoh dari orang tua yang berhasil mewujudkan cita-cita membangun sebuah keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang, dan ketakwaan kepada Allah.

Hingga kemudian melahirkan generasi yang mulia dan memiliki peran besar bagi umat manusia.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, Imran dan Hanna telah menyiapkan generasi terbaik, bahkan dengan perencanaan yang dibuat sebelum Hanna mengandung.

Keduanya sudah merencanakan agar keturunannya selalu dekat dengan Allah, menjadi generasi yang mulia dunia dan akhirat, serta menjadi kebanggaan keluarga besarnya.

Begitu pun ketika mengandung, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, istri Imran terus memohon dan bernazar pada Allah agar anaknya itu menjadi hamba terpilih, taat, mengabdi, dan mendapatkan bimbingan serta penjagaan dari Allah.

Lebih lanjut Ustaz Adi menjelaskan, saat bayinya telah lahir, Imran dan Hanna memberikan nama sesuai dengan perencanaan dan harapan mereka, yakni agar menjadi manusia yang taat dan mendekatkan diri kepada Allah.

Keduanya memberikan nama terbaik bagi putrinya, yakni Maryam, disertai doa agar terhindar dari godaan setan.

"Imran dan Hanna tak sekadar mencukupkan harapan pada sebuah doa yang dibangun ketika bayinya baru lahir dengan cita-cita yang tinggi. Namun, keduanya kompak menyiapkan tempat terbaik, bagaimana Hanna bisa menyiapkan anak perempuannya Maryam agar terkonsentrasi, bisa mendekat kepada Allah dengan cita-cita yang telah disepakati dengan suami yang sangat dicintai. Mihrab menjadi tempat pilihan," kata Ustaz Adi Hidayat dalam kajian daring dengan tema Cara Mendidik Anak, Inspirasi Keluarga Imran.

Tak berhenti di situ, Ustaz Adi mengatakan, untuk mewujudkan generasi yang mulia, Imran dan Hanna pun memilih pembimbing yang pintar, bijak, dan saleh bagi putrinya itu. Imran dan Hanna meminta Nabi Zakaria agar membimbing Maryam menjadi manusia yang dekat dengan Allah.

Ikhtiar yang dilakukan Imran dan Hanna dari fase perencanaan, memohon, memberi nama terbaik, menyiapkan tempat yang sesuai, dan memilihkan pembimbing yang tepat akhirnya memperoleh keridaan Allah.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, Allah menerima ikhtiar Imran dan Hanna dengan memberi perhatian, mencukupi kebutuhan, membimbing, dan memberikan penjagaan dalam kehidupan Maryam.

"Maryam bukan nabi bukan rasul, Imran bukan nabi bukan rasul, pun demikian Hanna. Keluarga ini manusia seperti kita, namun mendapatkan keistimewaan dari Allah karena mereka membangun tarbiyah usariyah, tarbiyah keluarga yang bercita-cita mendekatkan diri pada Allah," kata Ustaz Adi Hidayat.

Menurut Ustadz Adi, dalam kisah keluarga Imran yang dapat ditemukan dalam surat Al Imran dari ayat 33-37 itu seolah memberikan pesan bagi setiap orang tua untuk menyiapkan generasi terbaik dengan perencanaan sejak dini.

Mengambil pelajaran dari Imran dan Hanna, Ustaz Adi mengajak agar setiap orang tua mulai membangun cita-cita mulia terhadap anak-anaknya, bahkan ketika seorang istri belum mengandung.

Setelah itu, Ustaz Adi menjelaskan orang tua pun harus memberikan nama terbaik. Akan lebih baik bila memberikan nama pada anak sesuai dengan apa yang dicita-citakan orang tuanya.

Baca juga: Dayyuts, Suami Tak Punya Rasa Cemburu pada Istri dan Anaknya

"Berikan nama sesuai harapan, cita-cita orang tua. Misal ingin jadi ahli Quran, beri kan nama Muhammad Ahlul Quran. Ingin paham hadits berikan Muhammad Fahmil Hadits, ingin ahli fikih berikan Muhammad Faqihul Islam. Seperti Hanna dan Imran memberikan nama Maryam sesuai dengan cita-citanya," kata dia.

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, orang tua berperan memberikan fasilitas yang baik dan tepat agar dapat mendekatkan anak dengan cita-cita yang diharapkan.

Semisal mengharapkan anak menjadi seorang ahli Alquran, menurut Ustaz Adi, orang tua harus menyiapkan segala hal yang dapat mendekatkan dan menghantarkan anak menjadi seoang ahli Alquran.

Setelah itu, orang tua juga perlu menemukan pembimbing terbaik bagi anaknya agar bisa mengarahkan anak sesuai cita-cita yang diharapkan.

"Bila ikhtiar ini telah sempurna, biarkan firman Allah yang bicara, biarkan takdir Allah yang berjalan, dan biarkan kekuasaan Allah yang meneruskan seluruh ikhtiar kita untuk menyempurnakan dari apa yang dijanjikan. Allah berjanji akan menerima, merawat, memperhatikan, dan memberikan segala yang dibutuhkan dalam setiap generasi yang dicita-citakan," kata dia.

Adapun diantara Fadilah, khasiat dan keutamaan surat Ali-Imran adalah menjadi pembela bagi pembacanya di hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

Pada hari kiamat akan didatangkan Al-Qur’an dan para ahlinya, yaitu orang-orang yang dahulu mengamalkannya (ketika di dunia). Surat Al-Baqarah dan Ali-Imran pun mendahului mereka.

Rasulullah memiliki tiga perumpamaan keduanya yang tidak pernah aku lupakan. Baginda bersabda,

“Seolah-olah  (surat Al-Baqarah dan Ali Imran) itu dua tumpukan awan.”

Baca juga: 3 Doa Nabi Sulaiman dalam Al-Quran

Berikut fadilah, khasiat dan keutamaan surat Ali-Imran:

1. Surat ini merupakan salah satu tujuh surat pertama yang penghafalnya adalah orang alim dan bertakwa;

2. Surat ini disebut juga sebagai As-Sab’uth Thiwal sebagai ganti taurat;

3. Rasulullah sering membacanya ketika rakaat terakhir dari dua rakaat shalat fajar;

4. Barangsiapa mau membacanya, niscaya dirinya akan dilindungi dari api neraka, dirahmati oleh Allah dan didoakan oleh para malaikat;

5. Surat Ali Imran juga merupakan wasilah sehat jasmani dan ruhani. Orang yang senantiasa membacanya akan memperoleh kesehatan jasmani dan ruhani;

6. Surat ini dapat dijadikan sebagai doa yang mustajab. Hal itu karena di dalam ayat tersebut terdapat nama Allah yang maha Agung, yang apabila dibaca sebagai doa, maka doanya akan dikabulkan. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. bersabda, “Asma Allah yang paling agung yang bila digunakan dalam doa, maka diterimalah doa itu. Doa tersebut terdapat dalam ayat 26 dari surat Ali Imran.”;

7. Surat Ali Imran juga merupakan wasilah doa agar cepat hamil. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat ini, maka di setiap hurufnya, Allah akan memberinya keamanan dari panas jahanam. Dan jika ditulis dengan minyak za’faran dan dikalungkan pada seorang wanita yang belum hamil, maka ia dapat segera hamil dengan izin Allah, yang buah atau daunnya berguguran, maka ia dapat (menahan) menguatkannya.”;

8. Mendapatkan pahala berlipat ganda. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa membaca akhir surat Ali-Imran pada malam hari, niscaya ditulis untuknya pahala seperti pahala orang yang beribadah 10 malam.” Dalam riwayat lain, Utsman bin Affan bercerita bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa membaca akhir surah Ali-Imran pada suatu malam, maka dicatat untuknya pahala orang yang bangun malam.” Wallahu A’lam. (B)

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga