Jarang Beribadah Namun Nikmat Hidup Bertambah, Hati-Hati Istidraj

Haerani Hambali, telisik indonesia
Jumat, 12 November 2021
0 dilihat
Jarang Beribadah Namun Nikmat Hidup Bertambah, Hati-Hati Istidraj
ustrasi istidraj. Foto: Repro Kumparan.com

" Setiap orang pasti menginginkan rezekinya lancar dan hidup bahagia. Tak heran jika seorang Muslim rajin salat, zakat, dan puasa, sera melakukan ibadah wajib dan sunnah "

KENDARI, TELISIK.ID - Setiap orang pasti menginginkan rezekinya lancar dan hidup bahagia. Tak heran jika seorang Muslim rajin salat, zakat, dan puasa, serta melakukan ibadah wajib dan sunnah.

Namun terkadang seorang Muslim merasa sudah rajin ibadah, namun masih ada hambatan dalam memperoleh rezeki. Sebaliknya terjadi pada orang yang tidak rajin beribadah.

"Aku tidak pernah salat, aku tidak pernah puasa, aku tidak pernah berzakat tapi kenapa rezekiku lancar? Anakku sehat? Kenapa aku berumur panjang dan kekuasaanku hebat?" ujar Ustaz Abdul Somad, dikutip dari detik.com.

"Padahal Allah sedang memainkan mereka dalam tipu daya bernama istidraj. Kata Allah SWT: Aku ulur umur panjang, Aku beri kekuasaan yang tinggi, Aku beri harta yang banyak, Aku berikan anak istri, hidup yang tenang tapi sebenarnya itu adalah laknat bersampul rahmat," kata Ustaz Abdul Somad di channel YouTube ADLAN TV, dalam video berjudul Tidak Pernah Ibadah Tapi Sukses.

Ditinjau dari segi bahasa, istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah, istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan.

Ketika seorang Muslim banyak melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan, ini adalah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal dia semakin lalai menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya.

Fenomena istidraj telah diingatkan Allah SWT bagi para Muslim dalam firman-Nya surat Al An'am ayat 44:

Fa lammaa nasu maa zukkiru bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli syaii, hattaa izaa farihuu bimaa utuu akhaznaahum bagtatan fa izaa hum mublisuun

Baca Juga: Mengapa Berzikir Dianjurkan Diperbanyak dalam Segala Kondisi?

Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."

Juga dalam surat Ali Imran ayat 178:

Wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li’ angfusihim, innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum muhiin

Artinya: “Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin bertambah, dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.”

Nabi Muhammad SAW juga telah mengingatkan istidraj dalam hadisnya:

Artinya: "Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR Ahmad).

Ciri-Ciri Istidraj

Dilansir dari idntimes.com, ada beberapa ciri-ciri istidraj. Yang paling sering dijumpai adalah perilaku malas beribadah, namun terasa begitu nikmat menjalani hidup. Misalnya, seorang Muslim jarang atau bahkan tidak pernah menunaikan salat wajib, namun pekerjaannya berjalan lancar.

Dia juga berkecukupan dari segi materi, serta menjalani hidup yang layak. Sesungguhnya, kelancaran rezeki yang diterima adalah ujian dari Allah SWT, apakah dia akan terus terjebak atau mulai berpikir dari mana datangnya semua nikmat dalam hidup.

Baca Juga: Dahsyatnya Bahaya dan Dosa Menggibah yang Harus Dihindari

Tanda lain tertimpa istidraj adalah dilimpahi ketenangan hidup, sementara diri sendiri tak lepas dari kegiatan maksiat. Orang-orang yang terjebak dalam istidraj justru menyombongkan kenikmatan hidup yang dia peroleh. Dia merasa tenang berbuat maksiat.

Ternyata, sakit justru termasuk bentuk nikmat dari Allah SWT,. Justru orang-orang yang jarang terkena penyakit bisa jadi termasuk golongan yang tertimpa istidraj.

Sakit adalah bentuk rasa sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Orang yang sakit akan diuji kesabaran dan keimanannya. Kepada siapa mereka akan meminta kesembuhan, apakah Allah SWT atau sosok lainnya.

Nah, salah satu tanda istidraj adalah jarang tertimpa penyakit. Merasa tubuh dan jiwanya selalu sehat, orang-orang biasanya akan lalai dan terlena pada urusan duniawi.

Secara umum, berikut ini ciri-ciri istidraj, dilansir dari Kumparan.com.

1. Pekerjaan terasa lancar meskipun tak beribadah

2. Rezeki berlimpah meskipun tak beribadah

3. Merasakan ketenangan meskipun lalai menjalankan ibadah atau melakukan kegiatan yang sifatnya maksiat.

4. Jarang sakit meskipun sering lalai beribadah dan melakukan perbuatan maksiat. (C)

Reporter: Haerani Hambali

Editor: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga