Jokowi Dinilai Panik karena Ikut Campur Tentukan Penggantinya jadi Presiden, Tak Seperti Megawati

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Rabu, 03 Mei 2023
0 dilihat
Jokowi Dinilai Panik karena Ikut Campur Tentukan Penggantinya jadi Presiden, Tak Seperti Megawati
Analis komunikasi politik Hendri Satrio memandang ada kepanikan yang terjadi di diri Presiden Jokowi sata ini. Kepanikan itu tampak dari penguasa yang terkesan campur tangan dalam menyiapkan presiden berikutnya. Foto: Genpi.co

" Analis komunikasi politik Hendri Satrio memandang ada kepanikan yang terjadi di diri Presiden Joko Widodo (Jokowi) sata ini. Kepanikan itu tampak dari penguasa yang terkesan campur tangan dalam menyiapkan presiden berikutnya "

JAKARTA, TELISIK.ID - Analis komunikasi politik Hendri Satrio memandang ada kepanikan yang terjadi di diri Presiden Joko Widodo (Jokowi) sata ini. Kepanikan itu tampak dari penguasa yang terkesan campur tangan dalam menyiapkan presiden berikutnya.

Hendri menyoroti sejumlah kegiatan Jokowi yang dianggap melakukan endorse kepada sejumlah figur capres. Tetapi belakangan setelah Ketua Umum PDIP Megawati, Soekatnoputri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres, Jokowi tidak lagi terlihat melakukan endorse.

Berbeda ketika PDIP belum resmi mengusung Ganjar. Jokowi dianggap kebablasan dalam melakukan endorse kepada figur manapun.

Baca Juga: Ini Syarat Jadi Imam Masjid Uni Emirat Arab 2023, Gajinya Puluhan Juta Sebulan

"Tapi begitu Ibu Mega menetapkan pilihan otomatis endorse-nya gak laku tuh, mau endorse gimana lagi orang ternyata sudah dibuktikan, pemegang tiket lah yang menentukan," kata Hendri dilansir dari Suara.com jaringan Telisik.id.

Hendri mengaku mengapresiasi sikap Megawati sebagai Ketum PDIP yang dipandang tetap konsisten menjaga demokrasi. Terbukti, setelah resmi mengusung Ganjar, semua isu berkaitan dengan penundaan pemilu dan tiga periode berhenti mendadak. Konsistensi Megawati dalam menjaga demokrasi itu bukan hanya terjadi saat ini.

Menurut Hendri, konsistensi itu sudah ditunjukkan Megawati sejak lama, bahkan diterapkan juga ketika menjabat sebagai Presiden ke-5 RI.

"Dulu waktu 2004, bila Ibu Mega ingin menggunakan kekuasaan untuk merusak demokrasi bisa tuh dan otomatis presiden lagi tuh Bu Mega. Tapi kan Ibu Mega lurus tuh mempersilakan demokrasi berjalan di depannya dan akhirnya risikonya adalah Pak SBY yang menang," kata Hendri.

Tetapi amat disayangkan, kiprah Megawati yang konsisten menjaga demokrasi itu tidak bisa diikuti oleh Jokowi ketika menjadi presiden.

Hendri mengatakan Jokowi panik, lantaran Anie Baswedan yang dijagokan menjadi capres juga masig menempati urutan ketiga di mayoritas hasil lembaga survei.

Bahkan bentuk kepanikan juga terlihat daei cara Jokowi mengundang enam ketua umum partai di Istana, Selasa malam. Di mana dalam pertemuan itu, Nasdem tidak diundang.

"Nah kalau kemudian memang konsisten di peringkat ketiga kan. Kenapa kemudian terlihat betul kepanikan itu terjadi. Saya harus menggunakan bahasa panik ya sampai kemudian pertemuan tadi malam itu juga kepanikan," ujarnya.

Baca Juga: Polusi Jakarta Terparah ke-20 di Dunia, Sebabkan Ribuan Kematian

Melansir Merdeka.com, diketahui Jokowi baru saja mengundang ketua umum partai politik koalisi pemerintah di Istana Negara, malam ini, Senin (2/5/2023). Tampak satu per satu ketua umum partai mulai berdatangan.

Mulai dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono. Mereka tiba pukul 18.30 WIB. Namun area mereka turun dari mobil clear dari media, sehingga visual untuk menangkap momen kedatangan mereka tidak terjangkau.

Tak berselang lama, tiba Ketua Umum Partai Amant Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pukul 18.44 WIB. Disusul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 18.46 WIB. Prabowo tampak mengenakan batik. Lalu Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar. Acara dijadwalkan dimulai pukul 19.00 WIB. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga