Kasus Kekerasan Anak di Sultra Meningkat saat Pandemi, Tertinggi Kendari
Musdar, telisik indonesia
Senin, 19 April 2021
0 dilihat
Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Foto: Repro Ayoyogya
" Dari semua laporan, tempat kejadian kekerasan terbanyak di rumah tangga mencapai 131, di kebun atau belakang rumah 67 kejadian, fasilitas umum 27 kejadian, sekolah 11, tempat kerja 3 kejadian, dan lembaga pendidikan kilat 1 kejadian. "
KENDARI, TELISIK.ID - Kasus kekerasan perempuan dan anak di Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat di masa pandemi COVID-19.
Kepala Seksi Bidang Data, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Sulawesi Tenggara, Darwin mengatakan, jumlah laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2020 meningkat hampir 100% sebanyak 240 laporan dibandingkan tahun 2019 sebanyak 140 laporan.
"Karena faktor ekonomi yang disebabkan pandemi COVID-19, banyak kesalahpahaman yang terjadi. Utamanya anak-anak yang harus belajar daring, sehingga orang tua harus menjadi guru untuk anaknya. Mungkin saat mengajar itu yang tidak sabaran, akhirnya main gebuk (pukul) saja," jelas Darwin baru-baru ini.
Darwin memaparkan, dari data yang diterima pihaknya selama 2020 di 17 kabupaten/kota, ada 5 daerah yang paling banyak melaporkan kasus kekerasan. Yaitu Kota Kendari sebanyak 48 laporan dengan rincian 22 kekerasan fisik, 11 psikis, 16 seksual, dan 6 penelantaran.
Baca juga: Kendari Preneur Bantu UMKM Pasarkan Usaha
Posisi kedua Kota Baubau 44 laporan dengan rincian 24 kekerasan fisik, 12 psikis, 10 seksual, dan 3 penelantaran. Kabupaten Kolaka di posisi ketiga dengan 30 laporan rinciannya, kekerasan fisik dan psikis masing-masing 8, 17 seksual, dan 1 eksploitasi.
"Posisi keempat ada Kabupaten Konawe 23 laporan dengan rincian 4 kekerasan fisik, 1 psikis, 17 seksual, dan 1 penelantaran. Adapun urutan kelima dengan jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak terbanyak ada di Buton Selatan dengan 19 laporan rinciannya 10 kekerasan fisik, 2 psikis, dan 7 seksual," jelas Darwin.
Lebih lanjut, Darwin menjelaskan, dari totol 240 laporan di tahun 2020, paling banyak yang dilaporkan adalah kekerasan fisik sebanyak 99 laporan, kemudian seksual 96 laporan, psikis 37 laporan, dan sisanya adalah penelantaran dan eksploitasi.
"Dari semua laporan, tempat kejadian kekerasan terbanyak di rumah tangga mencapai 131, di kebun atau belakang rumah 67 kejadian, fasilitas umum 27 kejadian, sekolah 11, tempat kerja 3 kejadian, dan lembaga pendidikan kilat 1 kejadian," beber Darwin.
"Kalau korban mau ke jalur hukum kita fasilitasi, tapi kalau yang bersangkutan mau damai secara kekeluargaan tetap kita akan panggil. Tapi yang menjadi perhatian adalah damai ini dalam kondisi tekanan atau memang ingin benar-benar damai. Nah itu kita lihat," tutupnya. (B)
Reporter: Musdar
Editor: Haerani Hambali