Kebutuhan Beras di Mubar Masih Bergantung dari Luar
Laode Pialo, telisik indonesia
Kamis, 15 Juli 2021
0 dilihat
Dinas Pertanian Mubar bersama masyarakat saat melakukan panen raya di Desa Lawada, Kecamatan Sawerigadi, Mubar. Foto: Ist.
" Hasil produksi petani lokal Mubar hanya mampu menghasilkan sekitar 4 ribu ton per tahun dengan luas lahan produksi 1250 hektar "
MUNA BARAT, TELISIK.ID - stok pangan di kabupaten Muna Barat (Mubar) masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah. Pasalnya, sampai saat ini kebutuhan beras masih ketergantungan dari luar daerah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Mubar, Nestor Jono. Kata dia, stok pangan di Mubar masih membutuhkan pasokan dari luar karena jumlah produksi beras lokal di Mubar belum mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
"Jumlah penduduk Mubar sekitar 84 ribu jiwa lebih, kebutuhan beras per jiwa dalam satu hari itu sekitar 300 gram. Dari jumlah itu, jika dihitung maka kebutuhan beras masyarakat Mubar sekitar 9.242 ton per tahun," katanya, Kamis (15/7/2021).
Jono menyampaikan, hasil produksi petani lokal Mubar hanya mampu menghasilkan sekitar 4 ribu ton per tahun dengan luas lahan produksi 1250 hektar.
"Jadi kita masih membutuhkan 50 ribu ton lebih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Biasanya beras yang masuk di Mubar berasal dari Unaha, Konsel, dan Sulawesi Selatan," jelasnya.
Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah penambahan lahan produksi dibarengi dengan perbaikan beberapa saluran irigasi yang masih tersendak.
"Solusinya, perluasan lahan produksi dan perbaikan jaringan irigasi," ujarnya.
Baca Juga: Dinas Pertanian Siapkan Fasilitas Penyembelihan Hewan Kurban di RPH
Baca Juga: Dinas Pertanian Pastikan Stok Hewan Kurban di Kendari Aman
Menurutnya, Mubar adalah daerah yang memiliki potensi persawahan yang luas. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan sekitar 500 hektar sawah tidak berproduksi. Sementara yang berpotensi untuk dijadikan sawah sekitar 5000 hektar.
"Sebenernya Mubar miliki potensi. Namun kita memiliki banyak kendala, salah satunya adalah jaringan irigasi sekunder dan tersier yang belum maksimal m," pungkasnya. (C)
Reporter: Laode Pialo
Editor: Fitrah Nugraha