Kejanggalan Kematian Tahanan BNNP Sultra, CCTV Rusak dan Tangan Korban Terikat Tali

Hamlin, telisik indonesia
Senin, 27 Oktober 2025
0 dilihat
Kejanggalan Kematian Tahanan BNNP Sultra, CCTV Rusak dan Tangan Korban Terikat Tali
Rapat dengar pendapat DPRD Kota Kendari terkait kejanggalan kematian tahanan berinisial F di dalamSel BNNP Sultra, Senin (27/10/2025). Foto : Hamlin/Telisik

" Kematian seorang tahanan inisial F di dalam sel Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Rabu (8/10/2025) tiga pekan lalu, memunculkan beberapa kejanggalan "

KENDARI, TELISIK.ID - Kematian seorang tahanan inisial F di dalam sel Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Rabu (8/10/2025) tiga pekan lalu, memunculkan beberapa kejanggalan.

Kejanggalan-kejanggalan ini diungkap saat rapat dengar pendapat (RDP) di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari pada Senin (27/10/2025). Rapat turut dihadiri keluarga korban, pihak BNNP Sultra, kepolisian, dan Gerakan Mahasiswa Merdeka (GPMI).

Saat RDP berlangsung, Ketua Komisi III, La Ode Ashar, yang memimpin rapat mempertanyakan keberadaan kamera pengawas atau CCTV yang dipasang di ruang tahanan.

"Mana CCTV-nya? Ini bukan lembaga kecil, ada informasi mengatakan CCTV-nya rusak. Sejak kapan CCTV-nya rusak? tanggal berapa? jam berapa CCTV itu rusak?" tanya La Ode Ashar kepada pihak BNNP Sultra.

Baca Juga: Warga Binaan Rutan Kolaka Nyamar Anggota TNI Peras Wanita di Kendari Rp 210 Juta Usai VCS

Pelaksana harian (Plh) Kepala BNNP Sultra, Agustinus Widdy Harsono, menjelaskan bahwa saat korban ditemukan meninggal dunia kondisi CCTV sudah rusak.

"Untuk CCTV itu memang kondisi DVR-nya (Digital Video Recorder/fungsi perekaman) itu memang lagi rusak, jadi tidak bisa untuk menyimpan hasilnya," kilah Agustinus.

Ketika ditanya oleh Laode Ashar kapan CCTV mengalami kerusakan, Agustinus menjawab bahwa pada saat dirinya mulai bertugas di BNNP Sultra, yakni November 2024, CCTV tersebut sudah dalam kondisi rusak.

Selain itu, La Ode Ashar juga menunjukan sebuah foto yang diterima olehnya dari pihak keluarga korban. Menurutnya, dalam foto tersebut terdapat kejanggalan yang mencolok.

Dalam foto yang ditunjukkan memperlihatkan bahwa korban F dalam kondisi tergantung dan leher terlilit sebuah celana Levis berwarna hitam. Tangan korban juga tampak terikat seutas tali.

"Mungkinkah orang yang gantung diri dia akan ikat tangannya dulu? Kondisi ini sama dengan ketika visum luar. Kita bersama-sama menyaksikan ketika visum luar itu, dan talinya masih ada, dan tangannya siapa yang ikat dan kenapa harus diikat?" cecar La Ode Ashar.

Kejanggalan-kejanggalan yang terungkap, menurut La Ode Ashar, kemudian yang membuat keluarga korban menduga bahwa almarhum F meninggal karena dibunuh.

Baca Juga: Seorang Pria Diringkus Polresta Kendari Bersama Barang Bukti Narkoba 1 Kg dari Kota Medan

Sementara itu, Kabid Pemberantasan BNNP Sultra, Kombes Pol Alam Kusuma, mengatakan bahwa pihaknya menduga kematian almarhum F karena bunuh diri.

"Sementara dugaan kami ya bunuh diri. Dari penglihatan kasat mata, dia (F) bunuh diri menggunakan celana itu," ujar Alam di DPRD Kota Kendari usai RDP.

Meski begitu, Alam menyebut bahwa pihaknya menyerahkan kasus ini kepada kepolisian untuk menemukan kesimpulan penyebab pasti meninggalnya korban.

"Untuk proses hukumnya, dengan ada dugaan bunuh diri atau dugaan-dugaan lainnya, ya kan, kami serahkan kepada Polda," pungkasnya. (A)

Penulis: Hamlin

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga