Keluarga PDP, Sepuluh Warga Kolut Diisolasi

Muh. Risal H, telisik indonesia
Minggu, 26 April 2020
0 dilihat
Keluarga PDP, Sepuluh Warga Kolut Diisolasi
Proses pendistribusian kebutuhan pokok dari pemerintah Desa Awo untuk sepuluh warga desa yang menjalani isolasi di rumah masing-masing. Foto: Muh. Risal/Telisik

" Saat dilakukan pemeriksaan oleh tim medis RS Djafar Harun, pasien tersebut juga memiliki keluhan menggigil dan nyeri di dada hingga akhirnya dilakukan pemeriksaan rapid tes "

KOLAKA UTARA, TELISIK. ID - Sepuluh warga Desa Awo, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) diisolasi di rumah masing-masing.

Keputusan ini diambil pemerintah setempat, pasca ditetapkannya salah seorang keluarga inti mereka sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) oleh pihak Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Djafar Harun Kolut.

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kolut, dr. Syarif Nur Ramly mengungkapkan, keputusan isolasi bagi sepuluh warga tersebut merupakan prosedur standar mengingat pasien PDP tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Kalimantan.

"Saat dilakukan pemeriksaan oleh tim medis RS Djafar Harun, pasien tersebut juga memiliki keluhan menggigil dan nyeri di dada hingga akhirnya dilakukan pemeriksaan rapid tes," ungkap dr. Syarif, Minggu (26/4/2020).

Ternyata pada saat dilakukan rapid tes kata jubir COVID-19 Kolut, hasilnya positif.

"Walaupun rapid tes pasien positif, bukan berarti yang bersangkutan positif COVID-19 karena rapid tes sifatnya hanya skrining tidak bisa dijadikan acuan untuk memastikan seseorang positif COVID-19 begitupun sebaliknya," katanya.

Karena hasil rapid tes positif, dan memiliki riwayat bepergian, serta ada keluhan. Maka pasien dinaikkan statusnya sebagai PDP, tapi tidak dikatakan sebagai pasien positif COVID-19.

Baca juga: Pasien Termuda di Konawe Sembuh

"Nah kalau hasilnya positif dan statusnya naik ke PDP, maka tentu kami akan melakukan pemeriksaan yang lebih akurat yaitu dengan swab tenggorokan," terangnya.

Lebih lanjut Direktur BLUD RS Djafar Harun ini menerangkan, karena pasien memiliki keluhan maka pasien dirawat dan diisolasi di rumah sakit berdasarkan keluhan yang dia rasakan, sambil menunggu hasil lab swabnya keluar.

"Sebagai langkah antisipasi, keluarga inti atau orang yang pernah kontak dengan pasien kita himbau untuk melakukan isolasi mandiri atau karantina di rumah sampai hasil lab swab keluar," terangnya.

Kalau hasil swab pasien tersebut sudah keluar dan hasilnya negatif, maka keluarga dan orang yang pernah kontak dengan pasien dinyatakan tidak ada masalah.

"Sebaliknya jika misalnya hasil swab pasien ini positif, maka berarti keluarga atau orang yang pernah kontak dengan pasien akan dirapid tes dan kalau perlu diswab semua," tutupnya.

Sebagai informasi, selama masa karantina atau isolasi di rumah, pemerintah desa siap menanggung kebutuhan sembako berupa beras, gula, telur, dan kebutuhan lainnya bagi sepuluh orang warga desa tersebut.

Tidak hanya itu, pihak keamanan pun siap mengawasi proses isolasi ke sepuluh warga ini sampai hasil lab swab keluar.

Reporter: Muh. Risal

Editor: Sumarlin

Baca Juga