Kenali Sindrom Bebek, Gangguan Psikologis yang Biasa Dialami Mahasiswa
Haidir Muhari, telisik indonesia
Sabtu, 21 Agustus 2021
0 dilihat
Mahasiswa sedang pusing hadapi tugas menumpuk. Foto: Repro rencanamu.id
" Sindrom yang mirip kemampuan berpura-pura ini, merupakan gangguan psikologis "
KENDARI, TELISIK.ID - Sindrom bebek atau Duck Syndrome ini kerap menyerang orang dewasa muda, khususnya mahasiswa.
Sindrom yang mirip kemampuan berpura-pura ini, merupakan gangguan psikologis.
Orang yang mengalami sindrom ini nampak baik-baik saja di depan orang. Padahal di balik itu, ada segudang tekanan dan masalah yang ia kerap tutupi.
Seperti bebek sangat tenang di atas permukaan air. Tetapi kakinya di dalam air berjuang keras membelah arus air mengandung untuk agar dapat berada di atas permukaan.
Dilansir dari Alodokter.com, duck syndrome atau sindrom bebek ini pertama kali dikemukakan di Stanford University, Amerika Serikat.
Standford University memakai istilah itu untuk menganalogikan kondisi mahasiswa. Mereka terlihat bahagia, tenang, dan biasa-biasa saja.
Namun kenyataannya mereka sementara berjuang keras meraih impiannya atau ekspektasi orang tua. Alih-alih mengakui kesulitan yang dihadapinya, mereka terus saja berpura-pura, walau sebenarnya keadaan dirinya sangat buruk.
Tidak ada gejala spesifik pada sindrom ini. Para ahli menyebutkan bahwa gejala duck syndrome ini menyerupai gangguan mental lainnya, seperti:
1. Kerap merasa cemas
2. Stres hingga depresi
3. Susah tidur karena terlalu banyak pikiran
4. Menurunnya konsentrasi
5. Sering membandingkan diri dengan orang lain
Untuk faktor penyebabnya, dilansir dari Tirto.id, Pysch Central menuliskan bahwa sindrom ini menyerang mahasiswa karena belum move-on dengan masa sekolah menengah.
Saat itu mereka memiliki kepiawaian dalam belajar, berteman, atau berorganisasi.
Mereka berusaha ingin mempertahankan kepribadian dan capaian tersebut di perguruan tinggi. Namun tidak menyadari bahwa kondisi sudah jauh berbeda.
Selain itu sindrom ini muncul diantaranya disebabkan hal berikut:
a. Tuntutan akademik
b. Ekspektasi keluarga atau teman yang terlalu tinggi
c. Jauh dari keluarga sehingga mau tidak mau harus merasakan berjuang sendiri.
d. Trauma atau peristiwa buruk di masa lalu seperti kekerasan, pelecehan, dan melihat konflik orang tua
e. Orang yang memiliki riwayat penyakit mental rentan terhadap sindrom bebek.
f. Perfeksionis, selalu ingin sempurna di setiap kondisi dan keadaan
g. Pengaruh media sosial, sehingga mengira kehidupan orang lain sempurna dan bahagia dari unggahan media sosialnya
h. Self-esteem atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah
Baca Juga: Waspada, Stroke Meningkat di Kalangan Usia Muda Jika Pola Hidup Kurang Gerak
Baca Juga: Kenali Fungsi, Jenis, dan Sebab Keringat Beraroma Tidak Sedap
Jika Anda sementara mengalami duck syndrome ini bisa melakukan beberapa tips berikut:
1. Lakukan konseling dengan penasihat akademik atau konselor di kampus
2. Mengetahui kapasitas diri agar bekerja tidak melebihi kemampuan
3. Belajar untuk mencintai dan berterima kasih kepada diri sendiri secara tulus
4. Menjalani gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menghindari rokok, alkohol, dan narkotika
5. Luangkan waktu untuk diri sendiri (me time) atau relaksasi untuk mengurangi stres
6. Senantiasa berpikir positif
7. Berhenti membandingkan pencapaian diri dengan orang lain
8. Menjauhi media sosial untuk beberapa waktu
Jika gejala sindrom bebek ini menjadi semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan ke psikiater atau psikolog.
Jangan lupa untuk mensyukuri pencapain apapun yang Anda raih. Tetap semangat! (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Fitrah Nugraha