Waspada, Stroke Meningkat di Kalangan Usia Muda Jika Pola Hidup Kurang Gerak

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Sabtu, 21 Agustus 2021
0 dilihat
Waspada, Stroke Meningkat di Kalangan Usia Muda Jika Pola Hidup Kurang Gerak
Terlalu banyak rebahan, pola hidup kurang sehat. Foto: Repro antaranews.com

" Orang dewasa yang masih muda atau masih jauh memasuki usia 60 tahun, jika ia menjalani pola hidup yang kurang gerak berisiko mengalami stroke lebih tinggi. "

KENDARI, TELISIK.ID - Orang dewasa yang masih muda atau masih jauh memasuki usia 60 tahun, jika ia menjalani pola hidup yang kurang gerak berisiko mengalami stroke lebih tinggi.

Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang terbit pada jurnal Stroke. Dimana, pola hidup kurang gerak ini dialami seseorang jika hidupnya lebih lama dnegan komputer atau menonton TV.

Melansir dari Medical Xpress, menurut statistik American Heart Association, orang dewasa Amerika Serikat menghabiskan rata-rata 10,5 jam sehari terhubung ke media seperti smartphone, komputer atau menonton televisi. 

Orang dewasa berusia 50 hingga 64 menghabiskan waktu paling banyak dari semua kelompok usia yang terhubung ke media. 

Data juga menunjukkan bahwa kematian terkait stroke menurun pada tahun 2010 di antara orang dewasa 65 tahun ke atas. Namun, kematian akibat stroke tampaknya meningkat di antara orang dewasa yang lebih muda, usia 35 hingga 64 tahun. 

Kondisi ini meningkat dari 14,7 pada setiap 100.000 orang dewasa pada tahun 2010 menjadi 15,4 per 100.000 pada tahun 2016 pada usia lebih muda. 

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan orang dewasa untuk tidak bergerak, semakin besar risiko penyakit kardiovaskular termasuk stroke.

Baca juga: Kenali Fungsi, Jenis, dan Sebab Keringat Beraroma Tidak Sedap

Baca juga: Benarkah Usia Mempengaruhi Tingkat Kesuburan Wanita? Begini Penjelasannya

Setidaknya hampir 9 dari 10 stroke dapat dikaitkan dengan faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti perilaku menetap dan kurang gerak.

"Waktu menetap meningkat di Amerika Serikat dan Kanada," kata penulis studi Raed A. Joundi, MD, D.Phil., seorang rekan stroke di departemen ilmu saraf klinis di Cumming School of Medicine di University of Calgary di Kanada, dikutip dari Suara.com-Jaringan Telisik.id, pada Sabtu (21/8/2021).

Waktu sedentary atau menetap dan kurang gerak adalah durasi aktivitas yang dilakukan sambil duduk atau berbaring. 

Penting untuk memahami apakah jumlah waktu sedentary yang tinggi dapat menyebabkan stroke pada individu muda karena stroke dapat menyebabkan kematian dini atau secara signifikan mengganggu fungsi dan kualitas hidup.

"Orang dewasa berusia 60 tahun ke bawah harus menyadari bahwa waktu duduk yang sangat tinggi dengan sedikit waktu yang dihabiskan untuk aktivitas fisik dapat memiliki efek buruk pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko stroke," kata Joundi. 

"Aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting karena mengurangi waktu yang dihabiskan untuk duduk, dan juga tampaknya mengurangi dampak negatif dari waktu duduk yang berlebihan," ujarnya.

"Rekomendasi dokter dan kebijakan kesehatan masyarakat harus menekankan peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi waktu duduk di antara orang dewasa muda dalam kombinasi dengan kebiasaan sehat lainnya untuk menurunkan risiko kejadian kardiovaskular dan stroke," sambungnya. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga