Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara Hadirkan Solusi Efektif Atasi Anemia demi Pencegahan Stunting
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Sabtu, 23 Desember 2023
0 dilihat
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar. Foto: Fitrah/Telisik
" BKKBN Sulawesi Tenggara mengajak para remaja perempuan untuk memperhatikan pola makan, termasuk mengurangi konsumsi makanan instan seperti mie instan "
KENDARI, TELISIK.ID - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar, mengungkapkan solusi yang efektif untuk mengatasi anemia sebagai langkah pencegahan stunting.
Anemia, yang disebabkan oleh kurangnya jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuh, dapat memberikan dampak serius pada kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan anak.
Salah satu langkah yang diusulkan adalah dengan mengonsumsi tablet penambah darah. Meski demikian, Asmar mengakui bahwa seringkali remaja perempuan kurang tertarik untuk mengonsumsi tablet penambah darah.
Oleh karena itu, BKKBN Sulawesi Tenggara mengajak para remaja perempuan untuk memperhatikan pola makan, termasuk mengurangi konsumsi makanan instan seperti mie instan.
"Jika tetap mengonsumsi makanan instan, sebaiknya ditambahkan dengan makanan tambahan yang mengandung protein, seperti telur, ayam, dan sumber protein lainnya," kata Asmar kepada Telisik.id saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Selain itu, ia menekankan pentingnya peran gizi dan kesehatan ibu dalam mencegah stunting pada anak yang dilahirkan.
Untuk mengatasi anemia pada perempuan hamil, Asmar memperingatkan bahwa kondisi ini dapat berpotensi meningkatkan risiko stunting pada anak yang dilahirkan.
Oleh karena itu, masyarakat, khususnya perempuan, diimbau untuk menjaga kesehatan dan asupan gizi yang cukup selama masa kehamilan. Selain itu, Asmar menyarankan untuk selalu mengonsumsi sayur dengan gizi tinggi, seperti sayur kelor, yang merupakan pilihan yang terjangkau dan mudah didapatkan di pasar atau sekitar rumah.
Dengan perhatian lebih terhadap pola makan dan kesehatan, diharapkan dapat menekan angka stunting di wilayah Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) mengatakan, kajian ilmiah kedokteran menunjukkan bahwa kelahiran bayi stunting sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik sang ibu.
Perempuan yang menderita anemia, kata dia, berisiko tinggi melahirkan bayi stunting.
"Hasil berbagai kajian menunjukkan bahwa kejadian stunting dipengaruhi oleh faktor orang tua, terutama ibu seperti usia terlalu muda, anemia, dan kekurangan energi kronis, yang dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan Atas. Perempuan yang hamil di usia muda memiliki potensi yang tinggi melahirkan anak yang stunting. Begitupun perempuan yang hamil dalam kondisi anemia dan kekurangan energi kronis," kata Hasto Wardoyo, dikutip dari bkkbn.go.id.
Pemberian tablet penambah darah untuk mencegah anemia juga mejadi salah satu saran yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Tenggara. Dimana Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulawesi Tenggara, Rosmawati mengungkapkan pentingnya tablet penambah darah untuk mencegah anemia pada remaja putri.
"Kita ingin meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat khususnya sekolah, mengenai pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah, melakukan aktivitas fisik, hingga mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang," ungkapnya.
Untuk itu, Dinkes melakukan program Aksi Bergizi ke berbagai daerah di Sulawesi Tenggara. Aksi Bergizi merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran siswa siswi dalam membiasakan konsumsi tablet tambah darah (TTD), makan makanan dengan menu gizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik.
Selain itu, Aksi Bergizi ini dalam rangka memberikan kemudahan kepada siswa dan siswi dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mencegah anemia di kalangan pelajar. (A-Adv)