BKKBN Sulawesi Tenggara Dorong Peran Keluarga Cegah Stunting

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 21 Desember 2023
0 dilihat
BKKBN Sulawesi Tenggara Dorong Peran Keluarga Cegah Stunting
Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar, saat mengunjungi masyarakat untuk memberikan edukasi pencegahan stunting. Foto: Fitrah/Telisik

" Makanan yang memiliki gizi tinggi bisa didapatkan dengan mudah, seperti membuat sayur kelor, konsumsi telur, ikan, dan sebagainya "

KENDARI, TELISIK.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, terus berkomitmen dalam upaya pencegahan stunting dengan mengoptimalkan peran keluarga sebagai garda terdepan.

Upaya ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan dukungan kepada keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sejak dini dan menjaga lingkungan sekitar.

Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar menjelaskan, pencegahan stunting ini bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi juga tugas semua pihak, khususnya keluarga.

“Jadi keluarga ini berperan penting untuk mencegah stunting. Karena orang tua yang lebih bisa menjaga kebutuhan gizi anak dan kebersihan lingkungannya,” katanya kepada Telisik.id saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/12/2023).

Lebih lanjut, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan gizi ini tidak harus dengan harga yang mahal. Tapi makanan yang memiliki gizi tinggi juga bisa didapatkan dengan mudah, seperti membuat sayur kelor, konsumsi telur, ikan, dan sebagainya.

Baca Juga: BKKBN Sulawesi Tenggara Imbau Hindari Makanan Instan untuk Cegah Stunting

“Sebenarnya cukup dengan memanfaatkan makanan yang ada di sekitar kita seperti sayur kelor, telur, dan ikan ini sudah bisa memenuhi makanan bergizi,” ujarnya.

Sementara, tambah dia, menjaga lingkungan yaitu dengan menjaga kebersihan jamban dan air bersih. Sebab kalau kebersihan lingkungan terabaikan, maka anak akan mudah terserang penyakit.

“Kalau anak sering sakit akibat lingkungan yang tidak bersih, maka anak akan banyak mengeluarkan cairan tubuh saat sakit. Alhasil, anak akan mudah mengalami stunting,” tambahnya.

Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar, mengunjungi masyarakat untuk memberikan edukasi terkait pencegahan stunting. Foto: Fitrah/Telisik

 

Sebagai tambahan, dikutip dari kemkes.go.id, dalam laporan yang dikeluarkan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan/TNP2K terkait prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting), disebutkan, paling tidak ada empat faktor yang menjadi penyebab stunting.

Pertama, praktik pengasuhan yang kurang baik. Yakni termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.

Kedua, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, pasca melahirkan, dan pembelajaran dini yang berkualitas.

Ketiga, masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi. Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.

Baca Juga: Turunkan Angka Stunting, Dinkes Sulawesi Tenggara Screening Tiap Keluarga

Keempat, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Fakta di lapangan saat ini menunjukkan bahwa masih ada 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia perilaku buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.

Olehnya itu, peran kesehatan lingkungan atasi stunting sangat penting. Di sini, peran kesehatan lingkungan, seperti sumber air minum, sanitasi, dan pengelolaan sampah dalam mengurangi stunting anak di Indonesia itu sangat penting.

Menurut hasil penelitian Irianti et al., (2019) bahwa faktor lingkungan telah terbukti berhubungan dengan stunting sebagai penyebab tidak langsung. (B-Adv)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga