Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Bukan Suporter Masuk Lapangan, Tapi Karena Ini
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Kamis, 06 Oktober 2022
0 dilihat
Komnas HAM melaporkan fakta awal yang ditemukan di lapangan dari Tragedi Kanjuruhan. Foto: Kompas.com
" Komnas HAM melaporkan fakta awal yang ditemukan di lapangan dari Tragedi Kanjuruhan. Setelah melakukan pengecekan secara langsung, Komnas HAM yakin kerusuhan tidak ditimbulkan karena suporter yang masuk ke lapangan "
MALANG, TELISIK.ID - Komnas HAM melaporkan fakta awal yang ditemukan di lapangan dari Tragedi Kanjuruhan. Setelah melakukan pengecekan secara langsung, Komnas HAM yakin kerusuhan tidak ditimbulkan karena suporter yang masuk ke lapangan.
Sebelumnya, dua orang suporter turun dari tribune di bawah papan skor usai pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3.
Aksi ini kemudian diikuti oleh suporter lain dari tribune yang berbeda. Dari yang awalnya hanya dua orang jadi ratusan.
Aksi ini yang ditengarai jadi alasan bagi aparat keamanan meningkatkan tahapan penanganan. Dari yang awalnya hanya mengamankan beberapa suporter yang masuk, sampai kemudian menembakkan gas air mata.
Baca Juga: Retribusi Sampah di Manggarai Lampaui Target, Warga Minta Pemda Tetap Konsisten
Kendati begitu, Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan Choirul Anam menegaskan bahwa situasi tidak langsung rusuh saat suporter masuk ke lapangan.
“Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10/2022) ini, kami mendapat informasi bahwa tidak begitu kejadiannya,” tuturnya.
Choirul Anam melakukan pengecekan kepada suporter yang turun ke lapangan dan pemain Arema FC.
Dari penelusurannya itu, ia mendapati bahwa tidak ada niat sama sekali dari suporter untuk membuat suasana jadi rusuh.
Sebaliknya, suporter yang awalnya turun ke lapangan itu hanya ingin memberikan semangat kepada para pemain yang baru saja menelan kekalahan.
Hal itu dibuktikan oleh para pemain yang tidak mendapatkan luka atau perlakuan tidak mengenakkan dari suporter.
“Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali, walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan,” kata pria berusia 45 tahun.
“Kalau ada yang bilang mereka mau menyerang pemain, kami sudah ketemu dengan para pemain dan para pemain ini bilang tidak ada kekerasan terhadap mereka.”
“Para pemain tidak mendapat ancaman dan caci maki, mereka cuma bilang bahwa suporter memberikan semangat kepada para pemain. Ini pemain yang ngomong begitu ke kami,” imbuhnya
Jadi, Choirul Anam berharap penemuan awal ini bisa jadi gambaran di awal bagi para korban dan masyarakat yang penasaran dengan hal tersebut.
Ia justru mempertanyakan dalih aparat keamanan menyebabkan gas air mata ke tribune penonton. “Pertanyaannya sekarang, kalau dalam 15 sampai 20 menit itu situasinya masih kondusif, apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik? Harus kalau tata kelola keamanan baik, tidak akan terjadi peristiwa memilukan seperti ini,” ujarnya.
“Jadi ini penting yang untuk meluruskan. Jangan sampai ada lagi yang bilang bahwa tindakan itu gara-gara suporter merangsek ke lapangan dan mengancam pemain, tidak begitu.”
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, tempat tragedi yang menewaskan 131 orang.
Jokowi mengatakan dia melihat tangga yang terlalu tajam dan pintu stadion yang terkunci menjadi masalah dalam tragedi Kanjuruhan. Ia pun mengatakan semua temuan di lapangan akan didalami Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
Baca Juga: Identitas Terdeteksi, Jumlah Korban Rusuh Kanjuruhan Bertambah
"Sebagai gambaran, tadi saya melihat bahwa problem-nya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada. Tadi saya hanya lihat lapangannya, tapi semua nanti akan disimpulkan oleh TGIPF," kata Jokowi.
Jokowi melanjutkan Kementerian PUPR akan melakukan audit total terhadap Stadion Kanjuruhan dan stadion yang melaksanakan gelaran Liga 1,2, dan 3. Ia menyinggung soal stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang berkapasitas 82 ribu orang, tetapi pengunjung stadion bisa keluar dengan aman.
"Saya kira standar itu yang harus kita miliki. Dan pada saat saya berbicara hari Senin dengan presiden FIFA Gianni Infantino, beliau menyampaikan FIFA siap membantu memperbaiki manajemen yang ada," ujar Jokowi.
"Kita perlu evaluasi total semuanya, baik manajemen pertandingan, manajemen stadion, manajemen penonton, manajemen waktu, manajemen pengamanan, semuanya harus dievaluasi total," imbuhnya dilansir CNNIndonesia.com. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Kardin