Muhammad Israjab, telisik indonesia
" Betul (terkena COVID-19). Mohon doa agar kesehatan beliau segera pulih kembali seperti sediakala. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj didiagnosa terjangkit COVID-19.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas.
"Betul (terkena COVID-19). Mohon doa agar kesehatan beliau segera pulih kembali seperti sediakala," kata Robikin dikutip Kompas.com, Senin (30/11/2020).
"Dan karena memiliki riwayat kontak langsung dengan beliau, saya sendiri sedang menunggu hasil swab PCR," lanjut dia.
Sementara sekretaris pribadi Said Aqil, M Sofwan Erce, lewat rekaman video yang kemudian diunggah ke akun Youtube resmi milik Said Aqil, Kang Said Official, Minggu 29 November 2020.
Sofwan menyampaikan berita konfirmasi positif itu berdasarkan arahan dari Said Aqil sendiri.
Baca juga: Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra Meninggal Akibat COVID
“Atas arahan beliau kami disuruh menyampaikan kabar ini dengan harapan dan memohon doa dari Bapak Ibu sekalian, warga NU, khususnya poro masyayikh mohon doa untuk kesembuhan dan kekuatan beliau menjalani masa-masa penyembuhan ini,” kata Sofwan dalam video tersebut.
Sofwan mengaku, Said memintanya menyampaikan kejujuran soal apa yang dialami Ketum PBNU tersebut karena COVID-19 bukanlah aib untuk ditutupi.
“Sebagaimana sering beliau sampaikan, bahwasanya COVID-19 ini bukanlah aib. COVID-19 ini bukanlah hal yang buruk dan bisa menimpa siapa saja, dari latar belakang apa saja,” kata Sofwan.
Oleh karena itu, Said pun berpesan kepada semuanya agar tetap patuh protokol kesehatan pencegahan COVID-19 terutama 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).
Selain itu, dia menjelaskan saat ini Said Aqil dalam kondisi baik dan dirawat intensif di sebuah rumah sakit di Jakarta.
“Sekali lagi, kami mohon ketulusan dan doa dari Bapak Ibu sekalian untuk kesembuhan beliau. Semoga apa yang telah Bapak Ibu berikan semua dapat dibalas dengan ganjaran yang baik oleh Allah SWT,” kata Sofwan. (C)
Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Haerani Hambali
