Kisah Hidup Pemulung di Kendari Cari Nafkah untuk Keluarga
Erni Yanti, telisik indonesia
Kamis, 31 Oktober 2024
0 dilihat
Seorang pemulung bernama Rijal (60) tengah mendorong gerobaknya. Foto Erni Yanti/Telisik
" Rijal (60) adalah seorang pemulung yang berjuang untuk menghidupi keluarganya melalui pekerjaan yang tidak mudah. Setiap hari, ia mencari barang bekas dari tumpukan sampah demi mendapatkan pundi-pundi rupiah "
KENDARI, TELISIK.ID - Rijal (60) adalah seorang pemulung yang berjuang untuk menghidupi keluarganya melalui pekerjaan yang tidak mudah. Setiap hari, ia mencari barang bekas dari tumpukan sampah demi mendapatkan pundi-pundi rupiah.
Meski usianya semakin menua, semangat Rijal untuk bekerja tidak pernah surut. Ia dan istrinya, yang turut membantunya memilah sampah, tinggal di Jl Made Sabara, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari.
Mereka terpisah dari tiga anak mereka yang tinggal di kampung halaman di Buton. Biaya pendidikan anak-anak menjadi beban yang harus mereka tanggung, sehingga hasil dari memulung seringkali dikirim untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.
Baca Juga: Cerita Pengayuh Becak di Kendari yang Tak Kenal Lelah Mencari Nafkah
Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Rijal sudah bersiap untuk menyusuri jalanan di sekitar Mandonga, mencari tumpukan sampah sebelum mobil pengangkut sampah datang.
"Setiap pagi atau sore saya harus bergegas sebelum mobil pengangkut sampah tiba, agar saya bisa memilah barang-barang yang masih bisa dijual," tuturnya.
Dengan gerobak kayu yang selalu menemaninya, Rijal berjalan kaki untuk mengumpulkan sampah bekas. Setibanya di rumah, ia menimbang hasil mulungannya. Namun, tidak jarang ia pulang dengan tangan hampa karena banyak pemulung lain yang lebih dulu mengambil barang-barang yang ada.
Baca Juga: Kisah Hidup Petugas Sapu Jalanan di Kendari
Matahari terik menjadi saksi perjuangannya, yang sering kali memaksa Rijal untuk mengusap keringat yang membasahi wajahnya. "Mau diapa, sudah tua, mau kerja yang lain tidak bisa. Sedikit demi sedikit ini bisa memenuhi kebutuhan," ujarnya.
Hikma, salah satu warga yang melihat Rijal, merasa prihatin dengan kondisi yang dialaminya. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan warganya yang kurang mampu.
"Kasihan, sudah tua harus mencari nafkah setiap hari. Pemerintah seharusnya lebih perhatian terhadap warga-warga yang kurang beruntung," harapnya. (B)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS